I.Pendahuluan
Syekh Ahmad surkati adalah seorang ulama besar yang lahir di donggala sudan tahun 1872 beliau di lahirkan di keluarga yang taat beragama.Ahmad surkati sejak kecil sudah kelihatan kecemerlanggannya sehingga beliau diperlakukan Ayahnya berbeda dengan yang lain,surkati sejak kecil sudah hafal Al-Qur’an’
Ahmad surkati belajar di ulama-ulama besar yang ada di madinah dan makkah sehingga mendapat gelar Al-allamah dari majlis ulama makkah dan mengajar tetap di masjidil haram. Berkat prestasi dan ketinggian ilmunya Ahmad surkati di undang ke Indonesia dan beliau membentuk lembaga pendidikan Al-Irsyad.
Dengan gambaran diatas marilah kita cari tahu lebih banyak tentang beliau di dalam pemaparan makalah kelompok kami semoga bermanfaat bagi kita semua.
II. Pembahasan
A. Riwayat Hidup Ahmad Surkati
Syekh Ahmad Surkati nama lengkapnya adalah Amad bin Muhammad Surkati al-Kharraj al-Anshari, ia lahir pada tahun 1872 di Afdu Donggala sudan dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya, Muhammad al-Anshari adalah seorang ulama tamatan Al-Azhar kairo mesir secara bahasa, surkati punya arti ”banyak kitab” dalam bahasa sudan “sur” artinya kitab dan katti artinnya banyak
Tanda-tanda kecemerlangan surkati sudah tampak sejak usia dini. Pada masa kecilnya, ia dididik dengan pendidikan agama oleh orang tuanya. Ayahnya mendidiknya dengan memberikan pelajaran agama. Membaca dan menulis al-qur’an serta menghafalkannya[1].
Akhirnya surkati terkenal sebagai penghafal al-qur’an di sudan. Namun keiinginannya untuk mengikuti jejak ayahnya yaitu belajar di universitas al-azhar tidak tercapai karena ayahnya meninggal dunia. walaupun ayahnya telah meninggal dunia, semangat ahmad surkati untuk menuntut ilmu tidak pernah surut.
Pada saat usia 22 tahun ia menunaikan ibadah haji, lalu ia menetap di madinah selama 4 tahun untuk menuntut ilmu seperti tapsir, hadis, dan fiqih. Kemudian ia pindah ke makkah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi selama 11 tahun. Pada tahun 1906 ketika berumur 34 tahun ia berhasil memperoleh ijazah tertinggi guru agama (al-allamah) dari pemerintah Istanbul, bahkan ia termasuk salah seorang diantara 4 orang guru agama di arab Saudi. Karier guru dan ulamanya dimulai dengan menjadi guru di masjidil haram al musyarafah, disini ia tidak lama menjadi seorang guru karena kemudian ia pergi ke Indonesia untuk mengembangkan ilmu dan mensosialisasikan pemikirannya. Di Indonesia kemudian ia membentuk lembaga pendidikan yang dinamakan dengan al-irsyad. Adapun prinsip dari gerakan al-irsyad yaitu untuk mewujudkan kesetaraan diantara kaum muslim berdasarkan al-qur’an dan sunnah serta mengikuti jalan yang benar untuk semua solusi masalah agama yang diperdebatkan[2].
B. Pemikiran Pendidikan
1. Factor pendorong lahirnya pemikiran ahmad surkati
Secara umum ide-ide pembaharuan pendidikan ahmad surkati dapat dikategorikan ada beberapa aspek, yaitu aspek institusi (kelembagaan), kurikulum, metode dan pendidikan. Secara kelembagaan program pendidikan yang dilakukan berlangsung selama 15 tahun dengan jenjang pendidikan yang meliputi:
a. Madrasah awaliyah berjenjang 3 tahun
b. Madrasah ibtidaiyah berjenjang 4 tahun
c. Madrasah tajhiziyah berjenjang 2 tahun
d. Madrasah mu’allimin berjenjang 4 tahun
2. Pentingnya pendidikan bagi manusia
Pada hakikatnya manusia diciptakan dalam sebaik-baik bentuk adalah dalam rangka mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi untuk melengkapi kesempurnaan tersebut, diperlukan pemberdayaan manusia. diantara unsure pemberdayaan yang setrategis adalah melalui pendidikan bagi manusia, pendidikan merupakan sentral untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, sehingga memiliki jati diri dan tanggung jawab profesional dalam hidupnya. Melalui upaya ini, secara langsung atau tidak langsung harkat dan martabat manusia sebagai makhluk tuhan akn berada pada posisi yang sangat terhormat. Olehkarena itu, takberlebihan bila ahmad surkati meyakini bahwa pendidikan dan pengajaran adlah segala-galanya dan merupakan kunci bagi terciptanya kemajuan peradaban umat manusia. Uraian tersebut dapat dilihat dari ungkapan ahmad surkati yaitu pengajaran merupakan dasar semua kemajuan dan merupakan pokok dari semua kemuliyaan dan pangkal dari semua bentuk kebersihan.
3. Sistem pendidikan
Menurut ahmad surkati sistem pendidikan harus mencerminkan kebutuhan masyarakat. Bahwa pendidikan harus mampu memberikan perbaikan kondisi masyarakat secara lahir dan batin. Sistem pendidikan yang ideal menurutnya adalah system pendidikan yang ada mengandung dimensi ilahiyah dan dimensi insaniyah.[3]
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan menurut ahmad surkati lebih mengacu kepada perlindungan terhadap manusia dari keterbelakangan dan keangkuhan diri sendiri, terutama dalam posisinya sebagai khalifah Allah di dunia ini. Tujuan pendidikan juga mengisyaratkan perlunya perhatian khusus terhadap permasalahn, problem, keadaan individu peserta didik, yang mengalami berbagai macam perbedaan latar belakang.
b. Kurikulum
Sementara dalam aspek kurikulum menerapkan kurikulum yang khusus. Misalnya penggunaan kitabnya dimulai dari jenis kitab yang paling rendah dalam tingkatan satu disiplin ilmu keislaman, sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Maka dari itu dapat diketahui bahwa ahmad surkati dapat dikatagorikan sebagai tokoh pembaharu dalam bidang pendidikan islam pada masanya, karena model dan cara pendidikan yang diperkenalkannya belum biasa dikenal dilembaga-lembaga pendidikan yang terdapat di masyarakat pada masa itu. Ahmad surkati juga tidak membedakan dan mengelompokan ilmu pengetahuan, karena menurutnya bahwa semua ilmu adalah dari Allah. dari konsep penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh Ahmad surkati tersirat sebagai tokoh pendidikan yang tidak mengakui adanya dikotomi dalam ilmu pengetahuan.
c. Metode dan pendekatan
Adapun pemkirannya tentang metode pengajaran ahmad surkati menerapkan banyak metode belajar yaitu: rihlah, diskusi, ceramah, dan praktek.
Pendekatan yang digunakan ahmad surkati adalah memperhatikan muridnya dari segi budi pekerti dan intelektual, pemikiran yang mampu diterima oleh muridnya, pendekatan rasional, pendekatan personal, pendekatan ma’thur, dan pendekatan tauhid.[4]
d. Karya-karya Ahmad surkati
Adapun karya-karya ahmad surkati adalah sebagai berikut:
1) Risalah surat al-jawab; risalah ini merupakan argumentasi Ahmad surkati dalam bidang perkawinan tentang kafa’ah
2) Al-masail, al-amiriyyah; merupakan tulisan Ahmad surkati yang ditulis pada tahun 1925 yang berisi tentang pempurnian ajaran islam.
3) AL-washiyyat, Al-amiriyyah; merupakan sebuah buku karangan Ahmad surkati pada tahun 1918, tema central buku ini adalah anjuran untuk berbuat kebaikan.
4) Zedeler Uit Den for Qor’ an; buku ini dikarang Ahmad surkati pada tahun 1932, adalah buku yang berhubungan dengan akhlaq.
5) Al-khawatir, al-hisan; buku ini merupakan sajak-sajak Ahmad surkati yang memuat sajak berjiwa pendidikan agama dan social.
6) Al-dakhirah al-islamiyah; adalah majalah yang diterbitkan Ahmad surkati pada tanggal 1 muharram tahun 1432 H. majalah ini berisikan tentang ajaran agama islam dan pendidikan.
Analisis
Ahmad surkati adalah seorang pembaharu pendidikan islam dengan semangat pembaharuan Ahmad surkati melihat lingkungan bahwa pendidikan harus mampu memperbaiki kondisi masyarakat secara lahir maupun batin.Tujuan pendidikan melindungi manusia dari keterbelakangan ilmu pengetahuan ,karena manusia adalah kholifah dimuka bumi ini.
III. Penutup
Dengan adanya pemikiran dari Ahmad surkati pendidikan harus melihat kebutuhan masyarakat, diharapkan pendidikan di Indonesia mampu memberikan perubahan yaitu memberikan perbaikan kondisi masyarakat yang bobrok dan tidak mempunyai sumberdaya manusia yang berkualitas menjadi masyarakat yang berperilaku baik dan mempunyai sumberdaya alam manusia yang berkualitas, agar dapat menjalankan amanah dari Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi dan mampu mengantarkan masyarakat Indonesia dalam menggapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Ramayulis, Dr. H. Samsul Nizar, M.A, Ensiklopedia Tokoh Pendidikan di Dunia Islam Dan Indonesia, Ciputat: Quantum Teaching.
Herry Muhammad, dkk, tokoh-tokoh islam yang berpengaruh abad 20, Jakarta: gema insane.
Prof. Dr. Suwito, M.A, sejarah social pendidikan islam, Cet I, Jakarta: logos wacana ilmu, 1997