Sunday, August 8, 2010

filsafat helenisme dan neo-platonisme

BAB I
PENDAHULUAN
Kita telah mengkaji beberapa Bab seputar sejarah filsafat yunani,dari mulai Thales,Socrates,sampai Aristoteles.Menarik apa yang dikatakan Mohammad Hatta,beliau mengilustrasikan sejarah filsafat yunani sebagai mana pertumbuhan hidup manusia.Masa kecilnya,menurut beliau,bermula dengan tampilnya Thales kemuka,Thales melahirkan pandangan baru dalam alam pikiran yunani.Masa ini berlanjut sampai kepada Sokrates.Selanjutnya menuju kemasa gagah dan bijaksana(muda)ialah masa filsafat klasik,yang puncaknya terdapat pada masa Aristoteles.Sesudah masa Aristoteles berlalu,kata Hatta,maka selanjutnya adalah masa tua.Masa tua itu meliputi masa yang sangat lama sekali,dari tahun 322 SM Sampai tahun 529 Setelah masehi.Delapan setengah abad lamanya,dari meninggalnya Aristoteles sampai ditutupnya sekolah filsafat yang penghabisan oleh kaisar Bizantin,Justinianus,Sesudah itu filsafat yunani kembali kedalam sejarah.
Menurut Hatta,masa filsafat yunani pada masa ini dalam garis besarnya dapat dibagi dua,masa etik dan masa religi.Dalam masa Etik terdiri dari tiga sekolah filsafat,yaitu Epikuros,Stoa,dan Skeptis.Nama sekolah yang pertama diambil dari kata pembangun sekolah itu sendiri yaitu Epikuros.Adapun nama sekolah yang kedua,diambil dari kata”stoa”yang berarti ruang.Sedangkan nama Skeptis,diberikan karena mereka kritis terhadap para filosof klasik sebelumnya.Ajarannya dibangun dari berbagai ajaran lama,kemudian dipilih dan disatukan.
Dalam masa religi.ada tiga aliran yang berperan,yaitu aliran Neo-Pythagoras,Aliran Philon,dan Aliran Plotinus atau Neo-platonisme.Tetapi disini kami hanya akan membahas satu aliran saja yaitu Neo-Platonisme.Untuk lebih jelasnya,kami akan merincinya satu- persatu.

BAB II
PEMBAHASAN
I.FILSAFAT HELENISME
A).Aliran Spicuros(341-270 SM)
Tokoh aliran ini bernama Epicuros(341-270 SM)dilahirkan di Samos pada tahun 341 SM.Pada tahun 306 ia mulai belajar di Athena,dan disinilah ia meninggal pada tahun 270 SM.Filsafat Epicuros diarahkan pada satu tujuan belaka;memberikan jaminan kebahagiaan kepada manusia.( )
Epikuros berbeda dengan Aristoteles,yang mengutamakan penyelidikan ilmiah,ia hanya mempergunakan pengetahuan yang diperolehnya dari hasil penyelidikan ilmu yang sudah ia kenal,sebagai alat untuk membebaskan manusia dari ketakutan agama,yaitu rasa takut terhadap dewa-dewa yang ditanam dalam hati manusia oleh agama Grik lama.Menurut pendapatnya ketakutan kepada agama itulah yang menjadi penghalang besar untuk memperoleh kesenangan hidup( ).Dari sini dapat diketahui bahwa Epikuros adalah penganut paham Atheis.
Epikuros adalah seorang filosof yang menginginkan arah filsafatnya untuk mencapai kesenangan hidup.Oleh karena itu,tidak heran jika filosof yang satu ini menganut paham Atheis.Hal ini semata-mata ia lakukan untuk mencapai kebahagiaan yang sempurna tanpa ada yang membatasi.Menurutnya filsafat dibagi menjadi tiga bagian,yaitu logika,fisika,dan etik.
1.Logika
Epikuros berpendapat bahwa logika harus melahirkan norma untuk pengetahuan dan kriteria untuk kebenaran.Norma dan kriteria itu diperoleh dari pemandangan.Semua yang kita pandang itu adalah benar.Baginya pandangan adalah kriteria yang setinggi-tingginya untuk mencapai kebenaran.Logikanya tidak menerima kebenaran sebagai hasil pemikiran.Kebenaran hanya dicapai dengan pemandangan dan pengalaman( )
2.Fisika
Teori fisika yang ia ciptakan adalah untuk membebaskan manusia dari kepercayaan pada dewa-dewa.Ia berpendapat bahwa dunia ini bukan dijadikan dan dikuasai dewa-dewa,melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika.Segala yang terjadi disebabkan oleh sebab-sebab kausal dan mekanis.Tidak perlu dewa-dewa itu diikutsertakan dalam hal peredaran alam ini.Manusia merdeka dan berkuasa sendiri untuk menentukan nasibnya.Segala fatalisme berdasar kepada kepercayaan yang keliru.Manusia sesudah mati tidak hidup lagi dan hidup di dunia ini terbatas pula lamanya,maka hidup itu adalah barang sementara yang tidak ternilai harganya.Sebab itu menurutnya hidup adalah untuk mencari kesenangan( )
Dari pandangan fisika yang dikemukakan Epikuros,sangat terlihat bahwa ia adalah penganut paham atheisme.Teori-teori yang ia ciptakan adalah untuk menihilkan peran Tuhan di dunia ini.
3.Etika
Ajaran etika Epikuros tidak terlepas dari teori fisika yang ia ciptakan.Pokok ajaran etiknya adalah mencari kesenangan hidup.Kesenangan hidup adalah barang yang paling tinggi nilainya.Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniah dan rohaniah.Badan terasa enak,jiwa terasa tentram.Yang paling penting dan mulia menurutnya ialah kesenangan jiwa.
Dari ketiga ajaran Epikuros,jika diaktualisasikan kedalam agama islam maka akibatnya bisa fatal sekali.Seorang muslim akan menjadi atheis ketika mengikuti ajaran Epikuros ini.Disinilah bahaya filsafat jika kita telah mentah-mentah tanpa ada proses penyaringan terlebih dahulu.Apalagi jika tidak dilandasi dengan akidah yang kuat.
B).Aliran Stoa(340 SM)
Pendirinya adalah Zeno dari Kition.Ia dilahirkan di kition pada tahun 340 sebelum masehi.dan meninggal di Athena pada tahun 264 SM,Ia mencapai umur 76 tahun.Awalnya ia hanyalah seorang saudagar yang suka berlayar.Suatu ketika kapalnya pecah di tengah laut.Dirinya selamat,tapi hartanya habis tenggelam.Karena itu entah mengapa ia berhenti berniaga dan tiba-tiba belajar filsafat.Ia belajar kepada Kynia dan Megaria,dan akhirnya belajar pada academia dibawah pimpinan Xenokrates,murid plato yang terkenal.
Setelah keluar ia mendirikan sekolah sendiri yang disebut Stoa.Nama itu diambil dari ruangan sekolahnya yang penuh ukiran ruang,dalam bahasa Grik Ialah “stoa”.Tujuan utama dari ajaran stoa adalah menyempurnakan moral manusia.Dalam literature lain disebutkan bahwa pokok ajaran etik stoa adalah bagaimana manusia hidup selaras dengan keselarasan dunia.Sehingga menurut mereka kebajikan ialah akal budi yang lurus,yaitu akal budi yang sesuai dengan akal budi dunia.Pada akhirnya akan mencapai citra idaman seorang bijaksana;hidup sesuai dengan alam( ). Ajarannya tidak jauh beda dengan Epikuros yang terdiri dari tiga bagian,yaitu logika,fisika,dan etik.
1.Logika
Menurut kaum stoa,logika maksudnya memperoleh kriteria tentang kebenaran.Dalam hal ini mereka memiliki kesamaan dengan Epikuros.Apa yang dipikirkan tak lain dari yang telah diketahui pemandangan.Buah pikiran benar,apabila pemandangan itu kena,yaitu memaksa kita membenarkannya.Pemandangan yang benar ialah suatu pemandangan yang menggambarkan barang yang dipandang dengan terang dan tajam.Sehingga orang yang memandang itu terpaksa membenarkan dan menerima isinya( ).
Apabila kita memandang sesuatu barang,gambarannya tinggal dalam otak kita sebagai ingatan.Jumlah ingatan yang banyak menjadi pengalaman.Kaum stoa bertentangan pendapatnya dengan plato dan Aristoteles.Bagi plato dan Aristoteles pengertian itu mempunyai realita,ada pada dasarnya.Ingat misalnya ajaran plato tentang idea.Pengertian umum seperti perkumpulan,kampung,binatang dan lain sebagainya adalah suatu realita,benar adanya.Sedangkan menurut kaum stoa,pengertian umum itu tidak ada realitanya,semuanya itu adalah cetakan pikiran yang subyektif untuk mudah menggolongkan barang-barang yang nyata.Hanya barang-barang yang kelihatan yang mempunyai realita,nyata adanya.Seperti orang laki-laki,orang perempuan,kuda putih,kucing hitam adalah suatu realita.Pendapat kaum stoa ini disebut dalam filsafat pendapat nominalisme,sebagai lawan dari realism( ).
2.Fisika
Fisika kaum Stoa tidak saja memberi pelajaran tentang alam,tetapi juga meliputi tentang teologi.Zeno sebagai pendiri Stoa,menyamakan Tuhan dengan dasar pembangunan.Dasar pembangun ialah api yang membangun sebagai satu bagian dari pada alam.Tuhan itu menyebar keseluruh dunia sebagai nyawa,seperti api yang membangun menurut sesuatu tujuan.Semua yang ada tak lain dari api dunia itu atau Tuhan dalam berbagai macam bentuk.
Menurut mereka dunia ini akan kiamat dan terjadi lagi berganti-ganti.Pada akhirnya Tuhan menarik semuanya kembali padanya,oleh karena itu pada kebakaran dunia yang hebat,itu semuanya menjadi api.Dari api Tuhan itu,terjadi kembali dunia baru yang sampai kepada bagiannya sekecil-kecilnya serupa dengan dunia yang kiamat dahulu.
3.Etik
Inti dari filsafat stoa adalah etiknya.Maksud etiknya itu ialah mencari dasar-dasar umum untuk bertindak dan hidup yang tepat.Kemudian melaksakan dasar-dasar itu dalam penghidupan.Pelaksanaan tepat dari dasar-dasar itu ialah jalan untuk mengatasi segala kesulitan dan memperoleh kesenangan dalam penghidupan.Kaum Stoa juga berpendapat bahwa tujuan hidup yang tertinggi adalah memperoleh “harta yang terbesar nilainya”,yaitu kesenangan hidup.Kemerdekaan moril seseorang adalah dasar segala etik pada kaum Stoa.
C).Aliran Skeptis
Skeptis artinya ragu-ragu.Mereka ragu-ragu untuk manerima ajaran-ajaran yang dari ahli-ahli filsafat sebelumnya( ).Perlu diperhatikan bahwa skeptisme sebagai suatu filsafat bukanlah sekedar keragu-raguan,melainkan sesuatu yang bisa disebut keraguan dogmatis.Seorang ilmuan mengatakam,”saya kira masalahnya begini dan begitu,tetapi saya tidak yakin.”seorang yang memilki keingintahuan intelektual berujar ,”saya tidak tahu bagaimana masalahnya,tetapi saya akan berusaha mengetahuinya.”seorang penganut skeptis filosofis mengatakan”tak seorangpun mengetahui,dan tak seorangpun yang akan bisa mengetahui”.Ini merupakan unsur dogmatisme yang menyebabkan system tersebut lemah.Kaum Skeptis tentu saja,membantah bahwa mereka secara dogmatis menekankan mustahilnya pengetahuan,namun bantahan mereka tidak meyakinkan.( )
Dimasa Helen-Romawi ada dua sekolah skeptis.Kedua-duanya sama pendirinya,keduanya ragu-ragu tentang ajaran kaum klasik yang menyatakan bahwa kebenaran dapat diketahui.Tetapi dalam hal apa yang dimaksud dengan sikap ragu-ragu itu,kadua sekolah itu berbeda pahamnya.Sekolah yang satu disebut Kaum skeptis aliran Pyrrhon dari Elis.Pyrrhon lahir pada tahun 360 sm dan meninggal pada tahun 270 sm.Sekolah yang kedua disebut Skeptis Akademia,karena aliran ini lahir dalam Akademia yang didirikan oleh plato.Aliran ini lahir kira-kira seumur orang sesudah plato meninggal.Untuk lebih lengkapnya,mari kita tinjau satu persatu.
a.Skeptis Pyrrhon
Skeptisme sebagai ajaran dari berbagai madzab,dikemukakan pertama kali oleh Pyrrhon,yang pernahmenjadi seradu dalam pasukan Alexandros,dan pernah bertugas bersama pasukan itu sampai ke india.Sampai di india ia mempelajari mistik india.Tidak begitu mendalam,tetapi cukup baginya untuk menentukan jalan pikirannya.Tatkala ia kembali ke Elis,kota tempat ia lahir,didirikanya sekolah filsafat.Murudnya cukup banyak.Ia sendiri tidak pernah menuliskan filsafatnya.Tetapi ajaranya itu diketahui orang dari uraian-uraian para pengikutnya.( )
Menurut pyrrhon,kebenaran tidak dapat diduga.Kita harus sangsi terhadap sesuatu yang dikatakan orang benar.Apa yang orang terima sebagai kebenaran,hanya berdasarkan kepada kebiasaan yang diterima dari orang ke orang.Rupanya saja”benar”Karena itu orang harus sangsi terhadap hasil pikiran yang disebut benar.Pikiran itu sendiri saling bertentangan.Hal ini cukup ternyata dalam pengalaman.
Dari dua ucapan yang bertentangan tentang sesuatu,mestilah satu yang benar dan yang lainnya salah.Dan untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak,perlulah ada suatu kriteria tentang kebenaran.Kriteria itulah yang tidak ada.Oleh karena itu kebenaran tidak dapat diketahui.Maka dari itu menurut Pyrrhon,seorang cerdik pandai hendaklah menguasai diri jangan memberi keputusan.Menjauhkan diri dari sikap memutus adalah jalan yang ditunjukkan Pyrrhon untuk mencapai kesenangan hidup.

b.Skeptis Akademia
Meskipun sekolah ini didirikan oleh plato,tetapi generasinya tidak lagi mengusung ajaran-ajaran plato.Para pengikut plato,terutama dibawah pangaruh Arkesilaos lebih mengutamakan ajaran plato yang bersifat negatif.Ajaran Arkesilaos berpangkal kepada ajaran plato yang mengatakan bahwa dunia yang kelihatan ini adalah gambar saja dari yang asli,bahwa pengetahuan yang didapat dari penglihatan dan pemandangan adalah bayangan pengetahuan,bukan gambaran dari pengetahuan yang sebenarnya.Pengetahuan yang sebenarnya tidak tercapai oleh manusia.Arkesilaos dan para pengikutnya tidak sejauh kaum skeptis pyrrhon menolak kemungkinan mencapai kebenaran.Mereka terutama menolak dogma-dogma yang dikemukakan oleh kaum Epikuros dan Stoa ,bahwa segala pengetahuan berdasarkan pemandangan.Mereka tidak menolak sama sekali kemungkinan untuk mencapai pengetahuan.Norma pengetahuan itu ialah “kemungkinan”( )
Kaum skeptis aliran Arkesilaos berpendapat bahwa cita-cita orang bijaksana ialah bebas dari berbuat salah.Kaum Epikuros dan Stoa mengatakan bahwa memperoleh kebenaran yang sungguh-sungguh dengan membentuk dalam pikiran hasil pandangan.Menurut Arkesilaos yang seperti itu tidak mungkin.Kriteria dari pada kebenaran tidak dapat diperoleh dari pikiran manusia.Sedangkan pikiran berdasarkan kepada bayangan saja,barang-barang yang dipikirkan itu pada dasarnya tidak dapat dikenal( ).
Ketika Arkesilaos telah meninggal,ajaran itu dihidupkan lagi oleh Karneades,ia mengatakan bahwa kriteria bagi kebenaran tidak ada.Pemandangan-pemandangan tak pernah dapat membedakan dengan shahih pandangan yang benar dan pandangan salah.Tetapi sekalipun kebenaran yang sebenarnya tidak dapat diketahui dan pengetahuan yang shahih tidak dapat dicapai,orang tak perlu bersikap menolak terus menerus dan menjauhkan diri dari mempertimbangkan sesuatunya.Sebagai pegangan dalam hidup sehari-hari dikemukakan oleh Karneades tiga tingkat “kemungkinan”.pertama,pemandangan itu mungkin benar.Kedua,kemungkinan itu tidak dapat dibantah.Ketiga,kemungkinan itu tidak dapat dibantah dan telah ditinjau dari segala sudut.( )
II.NEO-PLATONISME
A.Riwayat Hidup Plotinus
Plotinus dilahirkan di Lycopolis(mesir)pada tahun 203 M.Plotinus hidup di abad kedua,kurang lebih empat abad setelah plato.Dizaman itu agama Kristen sudah berkembang di daerah timur tengah dan eropa.Plotinus sendiri tinggal didaerah mesir,dekat dengan salah satu pusat agama Kristen,Alexandria.Ia juga berguru pada seorang yang bernama Ammonius Saccas,yang mengajarkan padanya filsafat.Kemudian ia sempat pergi ke Persia dan bersentuhan dengan budaya timur disana.Semuanya ini membuat filsafat Plotinus yang merupakan analisis serta kritik dari aliran filsafat yang berkembang diwaktu itu,dari ajaran plato,Kristen,filsafat timur,Epikuros dan Stoa,serta Gnostik.Kedekatannya pada ajaran plato kemudian mengimbuhkan label Neoplatonisme pada ajaran Plotinus.
Plotinus tidak semata-mata seorang filsuf,ia adalah seorang mistikus,mungkin terpengaruh dari Kristen atau filsafat timur.Sebagai seorang mistikus,ia bukan hanya merumuskan metafisika,melainkan mengacu kepada kembali ke Sang Asal,sumber dari segala sesuatu.sesuatu yang tidak ditemui pada ajaran plato.

B.Filsafat Plotinus
a.To Hen
Sang sumber segala sesuatu,yang dinamakan TO HEN.Yang satu,adalah sesuatu yang tidak terdefinisikan,mirip dengan Parabrahman,dalam ajaran Hindu.Ia adalah sesuatu yang tidak dapat dinamakan,tidak dapat dibayangkan,sesuatu yang dapat dipahami dengan logika negatif(via negative).Karena tidak bisa dinamakan maka TO HEN pun sebenarnya bukan nama yang layak.Penamaan ini semata-mata karena sebagai manusia kita tidak bisa menghindari pemakain kata-kata.
Konsep TO HEN tidak sama dengan konsep Tuhan dalam ajaran monoteisme,karena TO HEN bukan sesuatu dengan daya kreatif yang menciptakan alam semesta.Alam semeta mengalir,atau memancar darinya sebagai sebuah keniscayaan.Ia adalah sumber dari segala sesuatu dan tidak membutuhkan segala sesuatu.Ia mampu mencukupi dirinya sendiri.Segala sesuatu memancar dari dirinya secara otomatis.Pandangan ini jangan dilihat seperti materi penciptaan alam semesta ada pada dirinya,sehingga dari “tubuhnya”ia menciptakan alam semesta,seperti yang dijelaskan oleh mitologi Babilonia misalnya,yang mengatakan bahwa alam semesta dibentuk dari Tiamat,naga raksasa yang mengandung semua dewa.pandangan ini lebih baik dijelaskan seperti hubungan antara penari (sang pencipta)dengan tariannya(ciptaan).Atau bayangan sang pencipta adalah seorang pemain musik,dan musiknya adalah ciptaannya.
Thomisme kemudian melihat persoalan ini dan mengatakan bahwa TO HEN yang otomatis mencipta tidak dapat diterima,karena dengan demikian ia tidak memiliki kehendak bebas.Kritik ini kurang tepat.Kehendak bebas dalam konsepsi Plotinus diletakkan bukan di TO HEN,melainkan di Nous,yang akan dijelaskan lebih lanjut dibawah.
Pandangan ini juga bisa dilihat dari kaca mata Panteisme.Panteisme Plotinus kurang lebih sama dengan panteisme Spinoza.Panteisme tidak dilihat dengan pandangan sempit bahwa alam adalah Allah.TO HEN ada dalam setiap ciptaan,tetapi semua ciptaan bukanlah TO HEN.Ciptaan sebagai pancaran dari TO HEN,seperti bayang-bayang dari dia,yang lebih tidak sempurna darinya.Dan ketidaksempurnaan ini bertingkat-tingkat sampai kepada hirarki yang paling bawah yaitu materi.
Emanasi ini jangan dilihat sebagai sesuatu yang berada di dalam ruang dan waktu.Ruang dan waktu justru adalah hasil dari emanasi.Ruang dan waktu adalah pengertian dari dunia materi yang merupakan emanasi terakhir.
b.Nous(akal)
Nous atau intelek atau akal adalah emanasi pertama dari TO HEN.Sebagai emanasi yang paling dekat dengan TO HEN,Ia memilki kemampuan untuk berkontemplasi tentang TO HEN.Ia adalah sesuatu yang bisa memikirkan tentang subyek,yaitu dirinya sendiri ,yang sedang berfikir,dan objek,sesuatu yang sedang dipikirkan.ini tentunya mirip dengan rescogitans dalam filsafat Descartes.Dalam hal ini Descartes setuju dengan Plotinus dengan mengatakan Nous,atau rescogitans dalam istilah Descartes,sebagai prinsip pertama.
Sebagai emanasi dari TO HEN,Ia kurang sempurna dari TO HEN.Nous tidak lagi satu,melainkan telah mengalami keterpisahan satu sama lain.Ia benar dalam dirinya sendiri,dan mutlak pada dirinya sendiri,seperti yang terlihat dari fenomena suara hati.Keterpisahan inilah yang melahirkan otonomi.
Nous sebagai prinsip otonom,berdikari.Keotonoman ini melahirkan kehendak bebas.Ia bisa berkontemplasi keatas ke TO HEN,namun ia juga bisa jatuh kebawah,menuruti psyche.Terlihat disini kalau Plotinus mau memasukkan konsep jatuhnya Adam kedalam dosa kedalam filsafatnya.Bedanya,ia tidak meletakan label dosa pada proses jatuhnya Nous ke psyche,melainkan sekedar sesuatu yang alami yang merupakan keniscayaan kehidupan yang beremanasi dari TO HEN.

c.Psykhe(jiwa)
Emanasi yang pertama dari TO HEN adalah dasar yang pertama (arkhe)yaitu Nous,dan emanasi berikutnya adalah lokasi(topos)yaitu psyche.Lokasi memungkinkan emanasi berikutnya yaitu materi memiliki tempat.psykhe ini berfungsi seperti benih yang melahirkan materi,oleh karena itu ia dinamai logoi spermatikoi.
Psykhe adalah prinsip dipertengahan,ia mampu berkontemplasi keatas,memberikan informasi dari dunia materi kepada Nous,dan dilain pihak secara aktif beremanasi kebawah,menciptakan dunia materi.Psykhe ini basa dipandang seperti nafsu,yang membuat manusia mengikatkan diri dengan dunia materi,baik mencipta atau mengkonsumsinya.
Manusia dijelaskan oleh Plotinus dengan menggunakan nous dan psyche ini.Ia memang bias berkontemplasi ke TO HEN karena ia memiliki nous,tetapi ia juga memiliki tarikan kebawah kemateri karena ia memiliki psyche.
Psykhe atau jiwa disini tidak sama dengan jiwa dalam pengertian plato.jika plato melihat bahwa jiwa terpenjara dalam tubuh dan baru bisa dibebaskan dengan kematian,Plotinus sebagai seorang mistikus,melihat kemungkinan bahwa jiwa bisa melepaskan diri dari tubuh.Psykhe secara hirarkis berada diatas materi,sehingga ia mampu menguasai materi.
Jiwa merupakan akhir alam akal(rohani)dan menjadi permulaan makhluk-makhluk yang terdapatpada alam indrawi.Karena itu,ia mempunyai pertalian dengan kedua alam tersebut.Jiwa mempunyai bermacam-macam kekuatan,dan dengan kekuatannya ia menempati permulaan,pertengahan dan akhir segala sesuatu.Menurut Inge,jiwa tersebut adalah pelancong pada alam metafisika dan menurut Brehier,didalam jiwa ada kerinduan dan gerakan.
Ada tiga aliran yang membicarakan soal jiwa dan yang didapati oleh Plotinus.Pertama ialah aliran Stoa yang memandang jiwa sebagai kekuatan pengatur.Kedua,ialah aliran Pytagiras yang menganggap turunnya jiwa kealam indrawi sebagai suatu kemerosotan derajat.Ketiga,ialah aliran yang masih berbau pytagoras,yakni yang menganggap bahwa alam indrawi ini buruk.
Plotinus telah mengambil aliran pertama,serta melangkahkan pikirannya sejauh mungkin,dan menganggap setiap kekuatan yang bekerja dalam alam ini adalah jiwa atau bertalian dengan jiwa.Ia juga berpendapat bahwa langit mempunyai jiwa,tiap-tiap binatang juga mempunyai jiwa,dan bumi juga mempunyai kekuatan yang menumbuhkan.Plotinus sama pendapatnya dengan aliran Pytagoras tentang jiwa menjadi rendah(hina),tetapi ia berbeda dengan aliran Gnostik,karena ia menganggap bahwa alam indrawi mencapai kesempurnaan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
d.Materi
Materi adalah emanasi terakhir yang paling jauh dari TO HEN.Ia adalah emanasi dari jiwa dunia(anima mundi).Materi yang berada dihirarki terbawah sepenuhnya pasif,menerima pencurahan dari atas,ia karena sepenuhnya pasif,tunduk pada hukum deterministic.Materi tidak sepenuhnya jahat.Ia jahat kalau dilihat dari hubunganya dengan prinsip diatasnya.Menurut Plotinus,sumber kajahatan adalah keinginan psyche untuk terus mencipta.Ini juga bukan sesuatu yang dikatakan dosa,karena psyche memang memiliki kecenderungan seperti itu.Karena keterikatannya pada materilah psyche lupa pada ikatannya diatas,kepada nous.Fenomena ini bisa dijelaskan oleh orang yang sudah terperangkap oleh nafsu sehingga tidak bisa berfikir rasional.
Plotinus dengan ajaran emanasinya tidak menjelaskan sumber kejahatan berasal juga dari sang pencipta,seperti halnya ajaran Gnostik,yang melihat ala mini jahat karena Demiurgos,sang pencipta alam semesta,adalah jahat.Plotinus memotong akar kejahatan sampai pada psyche saja.Pada nous sendiri sudah tidak ada kejahatan,yang ada hanya keterpisahan.

e.Remanasi
Seperti telah dikatakan sebelumnya,Plotinus juga seorang mistikus dan mengklaim mengalami pengalaman mistik didalam hidupnya.Dengan demikian ia tidak hanya tertarik untuk berfilsafat namun mencari jalan untuk kembali ke TO HEN(remanasi).
Materi sebagai bagian yang paling jauh dari TO HEN adalah bagian yang paling gelap atau jahat.Disini terlihat pengaruh aliran Gnostik yang melihat dunia sebagai dualism yang mengatakan bahwa materi pada dasarnya adalah jahat.Ia adalah hirarki terakhir yang menerima penciptaan dari atas,dan punya kecenderungan untuk menarik hirarki di atasnya(yaitu psyche)kebawah.Dengan demikian usaha remanasi yang pertama adalah melawan materi,yang dalam prakteknya bisa dilakukan dengan berpuasa misalnya.Dalam bahasa latin ini disebut dengan purificatio,yaitu memurnikan diri,melepaskan diri dari materi.
Hal ini adalah persiapan untuk melakukan langkah kedua,yaitu pencerahan.Pengaruh filsafat timur terlihat disini.Pencerahan artinya melepaskan diridari persepsi indrawi,dan memenuhi diri dengan pengetahuan tentang idea.Ini sama dengan ajaran Plato dan Aristoteles,yaitu episteme.
Langkah yang terakhir,adalah penyatuan diri dengan TO HEN,yang diberi nama ekstasis oleh Plotinus.Ekstasis adalah sebuah upaya mengatasi keterpisahan atau diferensiasi dari nous.yang melihat diri sebagai subyek.Jika ia bias mengatasi batasan diri ini,dengan melihat bahwa aku sama dengaan dia,sama dengan semua,dengan demikian juga adalah TO HEN.Disinilah terlihat bahwa Plotinus pada dasarnya adalah seorang mistikus,dan ia menyusun keseluruhan filsafatnya untuk menuju kesini.Pada titik ini ajarannya sama dengan ajaran mistik yang lain,baik dari tradisi timur Hindu Budha,tradisi Barat,ataupun yang di kejawen dikenal dengan manunggal ing kawulo gusti,menyatu dengan Allah.
C.Plotinus dan Tasawuf
Teori Plotinus tentang Yang Esa bersifat fikiran dan tasawuf bersama-sama,meskipun sebenarnya kedua corak ini saling berlawanan.Teori tersebut biasa terdapat pada masa Plotinus,sebagai akibat percampuran fikiran yunani dengan agama-agama timur.Tuhan terlihat dalam waktu yang bersamaan sebagai batas pertama bagi penafsiran rasionil terhadap alam semesta dan juga menjadi objek pengetahuan langsung dan intuisi batin. Plotinus mengambil teori sebagai berikut:
“Yang terbaik pada benda matter adalah form,kalau benda mengetahui,tentu mencintai form”
“Pada alam ini terdapat urutan-urutan yang(vertical),sehingga tiap-tiap perkara(wujud)menjadi lebih baik,bila dibandingkan dengan perkara(wujud)yang dibawahnya.Yang lebih baik dari pada benda ialah form,dan yang lebih baik dari pada badan ialah jiwa,dimana tanpa jiwa ini badan tidak bisa wujud dan tidak tetap.Yang lebih baik daripada jiwa adalh keutamaan,dan diatas keutamaan adalah akal.Diatas akal adalah wujud yang kita sebut Yang Pertama.”
Jadi kebaikan adalah tujuan tertinggi yang bisa dicapai oleh jiwa yang cinta,dan(cinta)disini bukanlah cinta kepada perkara-perkara yang inderawi.”Selama orang-orang yang cinta bertautan dengan hal-hal yang inderawi,berarti mareka tidak cinta.Tetapi dengan melalui gejala luar ini,mereka membentuk pada jiwanya yang tidak terpisah-pisah suatu gambaran yang tidak terlihat.Dengan demikian maka timbullah kecintaan”.
Cinta tasawuf adalah cinta hakiki yang sempurna dan yang tidak berhubungan dengan obyek tertentu yang terbatas.”Tidak ada batas kecintaan yang kita rasakan untuk kebaikan.Memang cinta disini tidak mengenal batas,karena yang dirindukan sendiri adalah zat yang tidak mengenal batas.Keindahannya lain daripada keindahan biasa ia adalah keindahan diatas keindahan”.
Cinta tersebut baru terdapat sesudah mengalami penderitaan-penderitaan,dan hanya dapat dimiliki oleh para yang meninggalkan perkara-perkara yang ada sekarang dan membersihkan dirinya dari semua gambaran.Pada saat ini jiwa merasakan pingsan dan menyaksikan kebenaran.Tetapi penyaksian ini pendek masanya dan jarang terjadi.
Demikianlah jalan kecintaan yang dapat membawa kita kepada kebaikan(Tuhan).Kebaikan bukan menjadi kebaikan karena dicintai,melainkan dicintai karena ia baik.Dengan demikian maka Plotinus sampai kepda jalan yang kedua,yakni jalan akal fikiran,dengan berusaha untuk menafsirkan jalan cinta dengan tafsiran rasionil.
Tinjauan sepintas lalu tentang filsafat Plotinus,menunjukkan bahwa ia menganggap kehidupan agama berbeda sama sekali dengan kehidupan akal pikiran,karena perbedaan tabiat dan alamnya.Berkali-kali Plotinus menandaskan,tidak mungkin mengetahui tabiat(hakikat)Yang Esa dengan melalui akal pikiran.Pengetahuan ini baru dapat dicapai dengan jalan sinar ketuhanan dan perhubungan dengan-Nya(isyraq wa ittishal).
D.Unsur-Unsur Ketimuran Pada Filsafat Plotinus
Kita melihat bahwa akal,menurut Plotinus,menjadi alat pengetahuan,dan juga merupakan zat yang universal, dimana semua perkara(makhluk)berlarut padanya dan juga keluar dari padanya.Fungsi akal yang pertama berhubungan erat dengan fikiran Helenisme(yunani),sedang fungsi yang kedua,berakar pada fikiran bukan yunani,meskipun agak mirip dengan filsafat aliran Stoa.
Persoalan ini telah disinggung oleh Emile Brehier,dan mengatakan bahwa semua persoalan tersebut berkisar pada satu persoalan saja,yaitu pertalian kita sebagai makhluk partial dengan zat yang universal. Ringkasnya, bagaimana zat universal terdapat dimana-mana dengan keuniversalanya,tetapi meskipun demikian tetap universal?.
Persoalan ini tidak dikenal oleh filsafat yunani.Pertalian partial dengan zat universal bagi Plotinus merupakan kesatuan tasawuf,dimana zat partial hilang.bukan pertalian akal pikiran (rasionil),seperti yang dibataskan oleh plato,Aristo dan filosof-filosof Stoa.
Sejarah Plotinus menunjukkan bahwa ia setelah selesai mempelajari filsafat yunani,maka ia ingin melihat filsafat Persi dan India.Karena itu ia memasuki tentara Kaisar Gordianus yang menyerang negeri persi.kepercayaan mereka yang terpenting pada waktu itu terletak pada pemujaan terhadap Mitra.Kepercayaan agama ini menjadikan zat yang Maha Tinggi sebagai sumber sinar yang mengirimkan cahayanya,kemudian membakar benda dan menyinari kegelapannya.
Porphyre ketika menceritakan sejarah hidup gurunya,Plotinus mengatakan bahwa gurunya tersebut dengan asyiknya mempelajari filsafat orang-orang barbar,yakni filsafat bukan yunani,dan banyak mengambil dari padanya kesatuan”saya”(Atman)dengan zat universal(Brahman)yang terdapat dalam buku Upanishad dari india.Dalam kitab-kitab agama Hindu juga ada prinsip lain yang kita dapati dalam Plotinus dan yang asing bagi filsafat yunani.Ajaran ini menganggap bahwa persatuan”saya”dengan “zat universal”tidak mungkin terjadi dengan pengetahuan universal,melainkan dengan jalan intuisi,dan intuisi ini dapat diperoleh dengan latihan-latihan rohani dan renungan.
Filsafat india juga mengatakan bahwa Brahman,yakni zat yang universal,menjadi asal semua makhluk,dan bahwa Atman yaitu”saya”yang murni tidak berbeda tabiatnya(jauharnya)dari Brahman.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Demikianlah sejarah ringkas filsafat yunani pasca Aristoteles.Diantaranya ada Epikuros,Stoa,dan Skeptis dari periode etik.Kemudian ada juga Neo Platonisme dari periode mistik.Berikut penjelasannya secara ringkas.
Epikuros:ia adalah filosof yang memuja kesenangan hidup,ia menafikan dan menihilkan peran Tuhan di dunia.Menurutnya Tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati kesenangan hidup di dunia.Karena itu Epikuros adalah salah satu filosof yang beraliran atheis.
Stoa:Tujuan utama dari ajaran stoa adalah menyempurnakan moral manusia.Kriterinya tentang kebenaran relatif sama dengan Epikuros yang mengatakan bahwa pemandangan adalah kriteria setinggi-tingginya untuk mencapai kebenaran.
Skeptis:Mereka adalah madzab filsafat yang ragu-ragu terhadap ajaran-ajaran klasik.Menurut mereka kebenaran tidak dapat diduga.Dan untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak,perlulah ada suatu kriteria tentang kebenaran.Kriteria itulah yang tidak ada.
Neo-platonisme:Dengan tokohnya adalah Plotinus.
Filsafat Plotinus:TO HEN,Nous(akal).Psykhe(jiwa),materi,dan remanasi.
B.Saran
Dalam pembuatan dan perumusan makalah kami yang sangat sederhana,tentulah banyak suatu kekurangan yang akan timbul.Apabila makalah kami diteliti oleh seorang ahli ataupun pembaca yang budiman,hal ini terjadi karena memang kami masih dalam proses belajar.Dengan kondisi dunia keilmian yang bersifat dialektikan maka suatu karya pastilah terdapat kekurangan.
Oleh karena itulah,sebagai intelektual yang terus belajar menuju suatu kebenaran yang subtansial,maka kami berharap kepada pembaca yang budiman agar memberikan saran yang kontruktif sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA
Hatta. Mohammad.Alam Pikiran Yunani,Jakarta:Tintamas,1986,cet.3.
Russell,Bertrand.Sejarah Filsafat Barat;dan kaitannya dengan kondisi social-politik dari zaman kuno hingga sekarang,Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2004,cet.2
Delfgaauw,Bernard.Sejarah Ringkas Filsafat Barat,Penerjemah:Soejono,Soemargono,Yogyakarta:Tiara Wacana,1992,cet.1
http://www.iep.utm.edu/p/plotinus.htm
























11