Sunday, August 8, 2010

shalat--shalat sunnah


                                          MAKALAH
SHALAT-SHALAT SUNAH
Guna Memenuhi Tugas Semester Ganjil
Mata Kuliah            : Fiqih I
Dosen Pengampu    :  Drs.H.Fachrullah,M.Hum







DISUSUN OLEH:
Kelas :c
Kelompok:5
1.Khikmah Novita Zali Nim:202109139
2.Nafiana Zumrotun     Nim:202109140
3.Ulil Azam                  Nim:202109141
4.Ilmu Hayat                 Nim:202109114

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2009

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT Sang pencipta alam semesta,manusia.dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya.Karena berkat limpahan rahmat,taufik,hidayah,serta inayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema”Menggemarkan Shalat-Shalat Sunah”yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang dari pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah Fiqih I serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini ,penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs.H.Fachrullah,M.Hum Selaku dosen mata kuliah Fiqih I serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar  yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bahwasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kasalahan dan kekurangan sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah SWT hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna .Oleh karena itu,kritik dan saran yang kontruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap,bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulis dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis,pembaca,dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan.Amin ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.WB.
Pekalongan,14 September 2009

Penulis,







            II        
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………I
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………….II
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………...III
BAB I  PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………1
BAB II  PEMBAHASAN
A.Shalat Sunah Rawatib…………………………………………………………………………….2
B.Shalat Sunah Tahajjud……………………………………………………………………………4
C.Shalat Sunah Dhuha……………………………………………………………………………....6
D.Shalat Sunah Gerhana……………………………………….……………………………………9
E.Shalat Sunah Hari Raya……………………..……………………………………………………10
BAB III  PENUTUP
A.Kesimpulan……………………………………………………………………………………….13
B.Saran……………………………………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………..14













               III
BAB I
PENDAHULUAN
Diantara rahmat Allah SWT kepada hambanya adalah bahwa Allah SWT mensyariatkan bagi setiap kewajiban ,sunnah yang sejenis ,agar orang mukmin bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah ,dan menyempurnakan yang wajib pada hari kiamat,karena kewajiban –kewajiban mungkn ada yang kurang.
Shalat ada yang wajib dan ada yang sunnah,puasa ada yang wajib dan ada yang sunnah,demikian pula haji,sedekah dan lainnya.Dan seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan yang sunah-sunah sehingga Allah SWT mencintainya.
Shalat sunah ada bermacam-macam yaitu:
1.      Ada yang disyariatkan berjamaah seperti shalat tarawih,istisqo’,shalat kusuf,dan shalat id.
2.      Ada yang tidak disyariatkan berjamaah seperti shalat istikharah,
3.      Ada yang mengikuti shalat fardhu seperti sunah Rawatib,
4.      Ada yang tidak mengikuti yang lain seperti shalat Dhuha,
5.      Ada yang mempunyai waktu seperti shalat Tahajjud,
6.      Ada yang tidak ditentukan waktunya seperti sunnah mutlak,
7.      Ada yang terikat dengan sebab,seperti tahiyatul masjid,dan dua rakaat wudhu,
8.      Ada yang tidak terikat dengan sebab ,seperti sunah mutlak,
9.      Ada yang muakkad,seperti shalat id,istisqo,kusuf,,dan shalat witir,
10.  Ada yang tidak mu’akkad,seperti shalat sebelum maghrib dan lainnya.
Ini merupakan karunia Allah kepada hambanya ,dimana Allah mensyariatkan bagi mereka sarana mendekatkan diri kepada-Nya,dan menjadikan perbuatan taat berfariasi untuk meninggikan derajat mereka ,dan menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka,melipat gandakan kebaikan.Maka bagi Allah SWT segala puji dan syukur.









1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Shalat Sunah Rawatib
1.Pengertian  Shalat Sunah Rawatib
Shalat sunah Rawatib adalah shalat yang mengiringi shalat wajib/fardhu lima waktu dalam sehari yang bisa dikerjakan pada saat sebelum shalat dan setelah shalat.Fungsi shalat sunah Rawatib adalah menambah serta menyempurnakan kekurangan dari shalat wajib.Para ulama sangat memperhatikan shalat sunah Rawatib ini.Ada yang mendefinisikan dengan shalat sunah yang ikut shalat wajib.Syeh Muhammad bin Shalih al-Ustmani mengatakan ,yaitu shalat yang terus dilakukan secara kontinu yang mendampingi shalat fardhu.
Bagaimanakah kedudukan shalat sunah Rawatib ini,sehingga para ulama sangat memperhatikannya?Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya.Apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses,dan bila rusak maka ia telah rugi dan menyesal.Apabila kurang sedikit dari shalat wajibnya maka Rabb Azza wa Jalla befirman:”Lihatlah apakah hamba-KU itu memiliki shalat tathawu’(shalat sunnah)lalu shalat wajibnya yang kurang tersebut disempurnakan dengannya,kemudian seluruh amalannya diberlakukan demikian”(HR.At-Tirmidzi)
Dari hadits tersebut menjadi jelaslah betapa shalat sunah Rawatib memiliki peran penting,yakni untuk menutupi kekurangsempurnaan yang melanda shalat wajib seeorang .Terlebih lagi harus diakui sangat sulit mendapatkan kesempurnaan tersebut.sehingga Rasulullah SAW bersabda:”Sesunguhnya seseorang selesai shalat dan tidak ditulis kecuali hanya sepersepuluh shalat,sepersembilannya,seperdelapannya,sepertujuhnya,seperenamnya,seperlimanya,seperempatnya,sepertiganya,setengahnya.(HR.Abu Dawud dan Ahmad)
2.Tata Cara dan Syarat Kondisi
Ø  Dikerjakan sendiri-sendiri tidak berjamaah,
Ø  Mengambil tempat shalat yang berbeda dengan tempat melakukan shalat wajib,
Ø  Shalat sunah Rawatib dilakukan dua rakaat dengan satu salam,
Ø  Tidak didahului adhan dan iqomat.
Ø  Jika lebih dua rakaat ,tiap-tiap rakaat satu salam,
Ø  Bacaannya tidak dinyaringkan.
Ø  Niatnya menurut macam shalatnya.
3.Jenis Shalat Sunah Rawatib
a.Shalat Sunah Qobliyah
Adalah shalat sunah yang dilaksanakan sebelum mengerjakan shalat wajib,
b.Shalat sunah Ba’diyah
Adalah shalat sunah yang dikerjakan setelah melakukan shalat wajib.                                         
4.Macam-macam Shalat Sunah Rawatib.
a.Shalat sunah rawatib mu’akad/penting,adalah shalat sunah rawatib yang dikerjakan pada:
Ø  Sebelum subuh dua rakaat
Ø  Sebelum zuhur dua rakaat,
Ø  Sesudah zuhur dua rakaat,
Ø  Sesudah maghrib dua rakaat,
Ø  Sesudah isya’ dua rakaat.
Shalat sunah ini selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw dan belum pernah ditinggalkannya kendati beliau dalam perjalanan.Jumlah rakaatnya ada sepuluh.                                                                                                                                                                                                                        2
b.Shalat sunah rawatib Ghoiru Mu’akad/tidak penting,adalah shalat sunah rawatib yang dikerjakan pada:
Ø  Sebelum zuhur dua rakaat,
Ø  Setelah zuhur dua rakaat,
Ø  Sebelum asyar empat rakaat,
Ø  Sebelum maghrib dua rakaat,                                                                                                
Ø  Sebelum Isya’ dua rakaat.
Shalat sunah ini tidak selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw ,jumlah rakaatnya ada dua belas.
5.Niat melaksanakan Shalat Sunah Rawatib,
a.Niat dua rakaat sebelum zuhur,
رَكْعتيْن قَبلية لله تعلىٰ ٬اللهُ اكبر                                الظّهرِىسنّتاصلي

b.Niat dua rakaat sesudah zuhur,                                                                                                                             
       رَكْعتيْن بعديةً لله تعلىٰ ٬اللهُ اكبر                                الظّهرِىسنّتاصلي
                                                                                                                    
c.Niat dua rakaat sebelum asyar,
اصلي  سنّت العصر ركعتينِ قبليَةً للّه تعلي، اللّهُ اكبر  

d.Niat dua rakaat sesudah maghrib,                                                                                                  
اصلي سنّتَ المغرب ركعتينِ بعدية للّه تعلي،اللّه اكبر     

e.Niat dua rakaat sebelum isya’
اصلّي سنّت العثاء ركعتيْنِ قبليَةً للّه تعلي، اللّهُ اكبر  

f.Niat dua rakaat sesudah isya’
اصلّي سنّت العثاء ركعتيْن بعدية للّه تعلي، اللّهُ اكبر  

g.Niat dua rakaat sunah fajar,
اصلّي سنّت الفجّر ركعتيْن للّه تعلي، اللّهُ اكبر  

h.Niat dua rakaat sebelum subuh.
                     اصلّي سنّت الصبحِ ركعتيْن قبليَةً  للّه تعلي، اللّهُ اكبر  

6.Keutamaan Shalat Sunah Rawatib.
a.Keutamaan Shalat rawatib banyak disebutkan dalam Hadist,diantaranya diriwayatkan bahwa seseorang yang meminta kepada beliau untuk bersamanya disurga,lalu beliau bersabda kepada orang tersebut:
فاعني على ذَلكَ بكثرةٍ السُّجوْد ِ
Artinya:”Bantulah Aku untuk mewujudkan harapanmu itu dengan banyak bersujud”(HR.Muslim)
Maksud dari “banyak bersujud”dalam hadist diatas adalah banyak melakukan salat sunah,dan rawatib termasuk salat sunah,bahkan merupakan shalat sunah yang paling utama.
b.Keutamaan shalat sunah sebelum subuh,hal ini dijelaskan oleh hadist sbb:
عن عاءثتَ رضي اللّهُ عنها عن النّبيِ ص٠م٠قال:ركعتَا الفَجْرخيرمنَ الدُّنياومافيهاَ﴿رواه مسلم﴾
Artinya:”Dari Aisyah ra.dari Nabi saw.beliau telah bersabda:Dua rakaat sebelum fajar itu lebih baik dari pada dunia dan segala isinya.(HR.Muslim)
c.Keutamaan shalat sunah zhuhur ,baik qabliyah maupun ba’diyah dan keutamaan shalat sunah rawatib sesudah maghrib dan sesudah isya’dijelaskan didalam hadist: 
3
مْن صلّيَ في يَوْمٍ وليلةٍ إثنتى عشرةَ َركعةً بنيَ لَهُ بيْتُ فى الجّنةِ :اربعاًقبلَ الضهرى وركعتينِ بعدها وركعتين بعد المغرب وركعتين بعدالعشاءِ وركعتين قبل صل ةالفجرِ﴿ﺮواه الترمذي﴾ 
Artinya:”siapa yang shalat sehari semalam 12 rakaat maka dibangunlah baginya sebuah rumah di surga,yaitu empat rakaat sebelum zhuhur,dua raakat sesudah zhuhur,dua rakaat sesudah maghrib,dua rakaat sesudah isya’ dan dua rakaat sebelum shalat fajar.”(HR.AT-Turmudzi) 
d.Keutamaan melaksanakan shalat sunah rawatib di rumah:
>Untuk menghindari riya’(sikap pamer),ujub(membanggakan diri sendiri),dan untuk tidak memperlihatkan amal baik kepada khalayak ramai,
>Lebih mudah untuk khusuk dan ikhlas lantaran suasananya yang sepi(tidak banyak orang)
>Menghidupkan rumah dengan dzikir kepada Allah dan shalat seperti sabda Rosulullah:
“Jadikanlah sebagian shalat kalian di rumah-rumah kalian,dan jangan kalian menjadikannya kuburan”.
B.Shalat  Sunah Tahajjud
Pengertian dan waktu Shalat Tahajjud
Shalat Tahajjud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam,sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.Waktunya sesudah shalat isya’ sampai terbit fajar.shalat diwaktu malam hanya dapat disebut shalat tahajjud dengan syarat apabila dilakukan sesudah bangun dari tidur malam,sekalipun tidur itu hanya sebentar.Jadi apabila dikerjakan tanpa tidur sebelumnya ,maka ini bukan shalat tahajjud,tetapi shalat sunah saja seperti witir dan sebagainya.
Kalau sudah diketahui waktu melakukan ibadah ini dari waktu isya’ sampai waktu subuh ,sedang sepanjang malam ini ada saat-saat utama ,lebih utama dan paling utama,maka waktu malam yang panjang itu dapat kita bagi menjadi tiga bagian:
1.      Sepertiga pertama,yaitu kira-kira dari jam 19.00-22.00 ini saat utama,
2.      Sepertiga kedua,yaitu kira-kira dari jam 22.00-01.00 ini saat yang lebih utama,
3.      Sepertiga ketiga,yaitu kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh,ini saat yang paling utama.Berdasarkan hadist Nabi yang berbunyi:
ينزل ربُّنا الي سماءِالدّنياحين يبقَ ثُلُثُ اليل الاخير فيقل:هل من داعٍ فَا ستجيب لَهُ،هلْ منْ سَا ءلٍ فَا عطيهُ، هلْ منْ مستغفرٍ فأغفرلهُ حتي يطلعَ لفجرُ   
Artinya:”Perintah Allah turun ke langit dunia diwaktu tinggal sepertiga yang akhir dari waktu malam,lalu berseru:Adakah orang-orang yang memohon(berdoa),pasti akan KUkabulkan,adakah orang yang meminta,pasti akan Kuberi dan adakah yang mengharap/memohon ampunan,pasti akan Kuampuni baginya,sampai tiba waktu subuh.”
Lafadz niatnya sebagai berikut:
         اصلّي سنّة التحجّد ركعتيْن للّه تعلي، اللّهُ اكبر  
Artinya:”Aku niat shalat sunah tahajjud dua rakaat karena Allah ta’ala.Allahu Akbar.”
Menurut keterangan yang sahih,saat ijabah(dikabulkannya do’a)itu adalah 1/3 malam yang terakhir.Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar :”Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan salat malam?”Sahabat Abu Dzar menjawab:”Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini.”Rosulullah SAW bersabda:”Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir .sayangnya sedikit Sekali orang yang melaksanakannya.”(HR.Ahmad).Bersabda Rosulullah SAW:”Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat (waktu),seandainya seorang muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT ,niscaya Allah SWT akan memberinya.Dan itu berlaku setiap malam.”(HR.Muslim)                                              
Cara melaksanakan shalat tahajjud:
Shalat tahajjud dilaksanakn Munfarid(tanpa berjamaah),minimal dua rakaat dan maksimal tidak terhingga jumlah rakaatnya sampai hampir masuk waktu subuh dan dilaksanakan setiap dua rakaat satu salam .Sebagaimana hadist Nabi saw:                                                                                                                                                                                                                                                                    4
“Shalat malam itu adalah dua rakaat,dua rakaat apabila khawatir masuk waktu subuh maka berwitirlah satu rakaat saja”(HR.Bukhori-Muslim”)
Adapun kaifiat yang diterangkan oleh sahabat Said bin Yazid,bahwasannya Nabi Muhammad SAW Shalat malam 13 rakaat,sebagai berikut:
1.      Dua rakaat shalat iftitah,
2.      8 rakaat shalat tahajjud,
3.      3 rakaat shalat witir.

Ø  Niat shalat tahajjud didalam hati bebarengan dengan takbirotul ihram,
Ø  Membaca do’a iftitah,
Ø  Membaca surat Al-fatihah,
Ø  Membaca salah satu surat didalam Alqur’an,afdholnya rakaat pertama membaca surat al kafirun dan rakaat kedua membaca surat al ikhlas,
Ø  Ruku’ sambil membaca tasbih 3x
Ø  I’tidal sambil membaca bacaannya,
Ø  Sujud pertama sambil membaca tasbih 3x,
Ø  Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya,                                                                
Ø  Sujud yang kedua sambil membaca tasbih 3x,
Ø  Setelah selesai rakaat pertama lakukan rakat kedua sebagaimana cara diatas,kemudian tasyahud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali dan rakaat-rakaat selanjutnya sama dilakukan seperti contoh diatas.
Ø  Setelah selesai shalat tahajjud maka zikirlah yang mudah(Allah-Allah-Allah)terutama perbanyak istihgfar (mohon ampun)adakan dialog batin dengan Allah sampaikan semua unek-unek yang ada dalam hati lalu ditutup dengan do’a.
Keutamaan Shalat Tahajjud
Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan ,bahwa Nabi Muhammad bersabda,yang artinya:”Hai sekalian manusia,sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanlah serta shalat malamlah diwaktu manusia sedang tidur,supaya kamu masuk surga dengan selamat.(HR.Tirmidzi)
Bersabda Nabi Muhammad SAW:
عن ابي هريرة لماّسﺌل النّبي ص.م اىّالصّلاةِافضل بعدالمكتوبةِ؟قال الصّلاة ٔفي جوفِ الليل ﴿رواه مسلم وغيره﴾
Artinya:”Dari Abu Hurairah:ketika nabi saw.ditanya oleh seorang sahabat:Shalat apakah yang paling utama setelah shalat fardhu?Beliau menjawab:shalat di tengah malam.”(HR.Muslim)
Selain itu,Allah sendiri juga berfirman:
ومن اللّيل فتهجّد بهِ نٓافلةًلك عسىٓ انْ يبعشك رَبّكَ مقا ماً محمودً ا﴿ﺍﻻسراء:٨٩﴾     
Artinya:”Dan dari sebagian malam hendaklah engkau melaksanakan shalat tahajjud sebagai tambahan bagimu,semoga Allah membangkitkan kamu ditempat yang terpuji.”(Al isra’:79)
Rasulullah SAW bersabda:                                                                                                         
افضل اللصّلاة بعد الي فريضة صلاةاللّيل
Artinya:”Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”(HR.Muslim)                    
Sabda Rosulullah SAW :
عليكم بقيام اللّيلِ فإنّه دأب الصّالحين قبلكمْ ومقربة الي ربّكم ومكفرة للسيّأت ومطردة للدّاءِ عن الجسد   
Artinya:”Atas kamu shalat malam ,karena itulah jalan orang yang saleh sebelum kamu dan tempat mendekatkan diri,kepada Tuhan kamu ,dan tempat menghapus dosa-dosa kamu juga mengusir penyakit dari tubuh kamu.(HR.Tirmidzi dan Thabrani)                                                                                                                                                                                                              5
Rasulullah saw suatu hari bersabda:”Barang siapa yang mengerjakan shalat tahajjud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi,maka Allah swt akan memberikan  9 macam kemuliaan,5 macam didunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun 5 keutamaan di dunia itu adalah:
1.      Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana,
2.      Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya,
3.      Akan dicintai para hamba Allah SWT yang saleh dan dicintai oleh semua manusia,
4.      Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah,
5.      Akan dijadikan orang bijaksana,yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang 4 keutamaan diakhirat,yaitu:
1.      Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di hari pembalasan nanti,
2.      Akan mendapat keringanan ketika dihisab,
3.      Ketika menyeberangi jembatan Shirotol Mustakim,bisa melakukannya dengan sangat cepat seperti halilintar yang menyambar,
4.      Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
Keutamaan yang lain:
Ø  Orang yang shalat tahajjud adalah orang yang disebut oleh Allah sebagai muhsinin dan berhak mendapatkan kebaikan dari-Nya serta rahmat-Nya,(QS.AZ-Zariyah:15-18)
Ø  Orang yang shalat tahajjud dipuji Allah dan dimasukkan kedalam kelompok hamba-Nya yang baik-baik.(QS.Al-Furqon:63-64)
Ø  Kepada orang yang shalat tahajjud Allah bersaksi atas mereka bahwa mereka adalah orang yang beriman.(QS.As-Sajdah:17)
Ø  Allah membedakan orang yang shalat tahajjud dengan yang tidak secara jelas dan bahwa mereka berbeda dengan lainnya.(QS.Az-Zumar:9)
Ø  Kepada orang yang shalat tahajjud Rasulullah saw mengatakan bahwa mereka akan masuk surga.
Sunah dalam Shalat Tahajjud
Di antara yang disunahkan terkait dengan pelaksanaan shalat malam(tahajjud)adalah:mengusap wajah ketika bangun tidur lalu memandang ke langit sambil membaca ayat terakhir dari surat Ali Imran yaitu ayat 190-195 sbb:
انّ في خلق السّماوات والارضي واختلا ف اللّيل والنّهار لآيآت لأولي الالباب۝ الّذيْنَ يَذْكُرُوْنَ الٰلّهَ قِيَاماًوَقعوْدًاوَعليَ جُنوْبِهمْ وَيَتفَكَّرُونَ في خلْقِ السّماواتِ واﻻرض ربّنا مَاخلقتَ هذابطﻼً سبحانك فقنا َعَذَاب النّارِ۝ ربّناانّك من تد خل النّار فقداخزيته ومالظّلمين من انصارٍ۝ربّنا انّنا سمعنامنادياًينادي للايمان ان امنوابربّكم فأمنّا ربّنافاغفرلن دنوبناوكفّرعنّا سيّاتنا وتوفّنامع الابرار۝ ربّناواتنا ماوعد تّنا علي رسلكَ ولاتخزنايوم القيمةانّك لاتخلف المياد۝فاستجاب لهم ربّهم انّي لااضيع عملَ عاَملٍ منكم من ذكرٍاوانثي بعضكم من بعضٍ فالّذين هاجرواواخرجوامن ديارهم واوذو في سبيل وقتلواوقتِلوْ الاكفّرنَّ عنّهم سيّاتهم ولأدخلنّهم جنّتٍ يجري من تحتهاالانّهر ثوباً من عنداللّه واللّه عنده حسن اثواب۝
Selanjutnya mengawali shalat Tahajjud dengan dua rakaat yang ringan,dan memperbanyak do’a dan istighfar.Agar dapat terbantu untuk bangun melaksanakan shalat malam:tidur qoilulah(tidur sejenak pada kisaran waktu dua jam menjelang shalat zhuhur),menjauhi maksiat,tidak banyak makan dan kerja berat.Tidak dianjurkan dalam shalat malam:mengkhususkan malam jum’at untuk tahajjud,atau shalat sepanjang malam secara terus-menerus,begitu juga meninggalkan Tahajjud yang sudah biasa dikerjakan.
C.Shalat Sunah Dhuha.
Pengertian dan Waktu Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu pagi hari,diwaktu matahari sedang naik.Sekurang-kurangnya shalat ini dua rakaat,boleh empat rakaat,delapan rakaat dan dua belas rakaat(Imran,2006)                                                                                                                                 6
Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur,afdholnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik/kira-kira jam 9.00(www.wikipedia.org)
Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha.Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi)hingga waktu zhuhur.Jumlah rakaat shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 rakaat dan dilaksanakan dalam satuan dua rakaat sekali salam.(Rifa’I,1993)
Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00 hingga jam 10.00 watu setempat.Jumlah rakaat shalat dhuha minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat dengan satu salam setiap dua rakaat(Islam.com)
Dari beberapa pengertian diatas penulis melihat pendapat yang berbeda dalam hal waktu,namun yang pasti pelaksanaannya ketika matahari mulai naik sepenggalah (agak miring)sampai menjelang masuk waktu zhuhur dan waktu yang akhir adalah ketika mulai panas.Hal Ini dijelaskan didalam sebuah hadist Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam muslim:”Shalatu al-awwabin hina tarmudhu al-lishdi(waktu mengerjakan shalat awwan(dhuha) adalah ketika hari panas).            
Imam muslim meriwayatkan dari Zaid bin Arqam bahwa ia berkata:”Rasulullah saw keluar menuju penduduk quba ketika mereka akan mengerjakan shalat,lalu beliau berkata:”shalat awwabin ketika hari mulai panas”.
Imam al-Nawawi didalam kitab Majmu berkata:”Waktunya ketika matahari meninggi(condong).Sebagian ulama’ lagi mengatakan bahwa waktu yang paling afdhol adalah ketika matahari meninggi dan panasnya mulai terik.Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dan paling afdhol  adalah delapan rakaat.Abu Hurairah ra.berkata:”kekasihku Rasulullah saw berwasiat kepadaku dengan tiga perkara,puasa selama tiga hari setiap bulannya ,dua rakaat shalat dhuha dan mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur”(Muttafaq ‘Alaihi)
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa jumlahnya delapan rakaat.Jumlah ini disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Hani’ ra. Bahwa Rasulullah saw shalat didalam rumahnya (Ummu Hani’)pada tahun pembebasan makkah sebanyak delapan rakaat.Namun dalam Hadist lain disebutkan bahwa jumlah rakaatnya tidak terbatas,sebagaimana yang diriwayatka oleh Imam Muslim dari Aisyah ra.ia berkata:”rasulullah saw shalat dhuha sebanyak empat rakaat lalu menambahnya seberapa yang dikehendakinya.”
Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa hadist-hadist tersebut seluruhnya disepakati kesahihannya dan tidak ada perselisihan di dalamnya menurut para muhaqqiq(ahl al-tahqiq)dan kesimpulanya menurut beliau ,shalat dhuha dalah minimal dua rakaat,dan paling sempurna adalah delapan rakaat,dan diantaranya empat atau enam,keduanya (empat atau enam rakaat)adalah lebih sempurna dari dua rakat dan kesempurnaannya berada dibawah delapan rakaat.(Imam Syarh al-Nawawi,322)
Lafadz niatnya sebagai berikut:
         اصلّي سنّة الضّحي ركعتيْن للّه تعلي، اللّهُ اكبر  
Artinya:”Aku niat shalat sunah dhuha dua rakaat,karena Allah Ta’ala.Allahu Akbar.”
Cara Mengerjakan Shalat Dhuha:
1.      Niat shalat dhuha,
2.      Surat yang dibaca setelah Al-fatihah :pada rakaat pertama surat Asy-syam,dan rakat kedua surat Ad-dhuha.
3.      Selesai shalat membaca do’a.
Hukum Shalat Dhuha
Shalat dhuha hukumnya adalah sunah muakkad(yang ditekankan)[Majmu’ Fatawa Imam Abdul Aziz bin Baz,11:399].Karena Nabi melakukannya ,menganjurkan para sahabat beliau untuk melakukannya dengan menjadikannya sebagai wasiat.Wasiat yang diberikan untuk satu orang oleh beliau,berrti juga wasiat untuk seluruh umat,kecuali bila ada dalil yang menunjukkan kekhususan hukumnya bagi orang tersebut.                                                                                                                                                                                                                                                                         7
Dasarnya adalah Hadist  Abu Hurairah Ra. Yang menceritakan :”Kekasihku Rasulullah saw memberi wasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah kutinggalkan hingga meninggal dunia:Puasa tiga hari dalam sebulan,dua rakaat shalat dhuha,dan hanya tidur setelah melakukan shalat witir.”[diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.Oleh Al-Bukhari no.1981,Diriwayatkan Muslim no.721.Telah ditarjih sebelum ini]                                                           
Imam An-Nawawi mengunggulkan pendapat bahwa shalat dhuha itu hukumnya sunah muakkad,setelah beliau membeberkan hadist-hadist dalam persoalan itu.Beliau menyatakan:”Hadist-hadist itu semuanya sejalan,tidak ada pertentangan diantaranya bila diteliti.Alhasil, bahwa shalat dhuha itu adalah sunah mu’akkad “.[Syarah An-Nawawi atas shahih muslim 5/237 dan lihat Fathul Bari,Ibnu Hajar 3/57].
Keutamaan Shalat Dhuha
Orang yang suka memulai dipagi harinya dengan menyebut dan mengagungkan Allah dengan melakukan shalat dhuha yakni shalat sunah dua rakaat sekali,dua kali,tiga kali,atau empat kali sesudah naik matahari kira-kira antara jam 7 sampai dengan jam 11,Allah swt akan menjamin baginya dengan jaminan istimewa di dunia dan diakhirat.Perbuatan tersebut adalah kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW selama hidupnya.
Memang shalat dhuha merupakan keistimewaan yang luar biasa,sebab manusia akan merasa berat dan bahkan terlalu berat disaat-saat yang tanggung untuk berangkat kerja atau sedang kerja(sekitar jam 7 hingga jam 11),dia menyempatkan diri dulu untuk melakukan shalat sunah tersebut.
Padahal dirasa berat hanyalah apabila belum biasa dan belum tahu keistimewaannya.Lain halnya dengan orang yang sudah tahu keistimewaannya dan imannya pun cukup kuat,tentu walau bagaimanapun keadannya,apakah dia mau berangkat,ataukah sedang dikantor tentu ia mengutamakan shalat itu barang sebentar,ia merasa sayang akan keutamaan Ridho Allah yang ada pada shalat tersebut.Keutamaan shalat Dhuha dalam pahalanya memadai untuk mensucikan seluruh anggota tubuh yang padanya ada hak untuk dikeluarkan shadaqohnya.Sebagaimana keterangan Rasulullah saw bahwa setiap persendian itu ada hak untuk dikeluarkan shadaqahnya .Sedang dengan tasbih,tahmid,takbir, dan amar ma’ruf nahi munkar,cukuplah memadai buat kafarat terhadap hak tersebut.Tapi semua itu cukuplah memadai dengan shalat dhuha.
Rasulullah SAW bersabda:
عنْ عنسٍ قال النّبي ص.م :من صليّ الضّي اشنتي عسرة ركعة بني اللّه له قصرًافي الجّنة
Artinya:”Dari Anas,Nabi SAW.bersabda:Siapa yang shalat dhuha 12 rakaat Allah akan membuatkan baginya istana di surga.”(HR.At-Turmudzi dan Ibnu Majah)
قا ل رسول اللّه ص٠م من حافظ علي شفعةِ الضّحي غفرله ذنوبه وان كانت مشْل ربدالبحر
Artinya:”Siapa saja yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng,akan diampuni dosanya oleh Allah,sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.”(HR.Turmudzi)
منْ صلّي الضّحي ركعتين لمْ يكتبْ من الغا فلينَ
Artinya:”Barang siapa shalat dhuha dua rakaat,maka ia tidak termasuk orang yang lalai.”(HR.Baihaqi)
لايحافظ علي صلا ة الضّحي الاّاوّب  
Artinya:”Tidak ada yang menjaga shalat dhuha kecuali orang yang kembali(bertaubat kepada Allah)(HR.Ath-Thabrani)
Dan dalam Hadist Qudsi Allah SWT berfirman:
ابن آد م صلّي ليِ منْ اوَّل النّهاراربع ركعاتٍ اكفك اخرهُ
Artinya:”Wahai Anak Adam shalatlah untukku diawal siang empat rakaat,maka Aku akan mencukupimu sampai akhir hari itu,”(HR.Ahmad:5/287)
8
D.Shalat Sunah Gerhana
Pengertian dan Waktu Shalat Dua Gerhana
Shalat gerhana yaitu shalat yang dilakukan karena terjadi gerhana baik matahari maupun bulan.Kalau gerhana bulan kita lakukan shalat Khusuf,dan kalau gerhana matahari kita lakukan shalat kusuf.Kedua shalat ini hukumnya sunah Mua’akkad.Mengenai waktu mengerjakannya adalah apabila terjadi gerhana bulan maka dilakukan pada malam hari setelah shalat isya’sampai terbit kembali atau sampai bulan nampak utuh.Dan apabila terjadi gerhana matahari maka dilakukan pada siang hari sampai nampak terang seperti semula.
Firman Allah dalam QS.Fushilat:37
ومن آياته اللّيل والنّهاروالشّمش والقمر لاتسجدو الشمش ولاللقمرواجدواللّه الدي خلقهنّ ان كنتم اياه تعبدونَ
Artinya:”Dan diantara tanda-tanda kekuasaa-Nya ialah malam,siang,matahari,dan bulan.Janganlah sembah matahari  dan bulan,tapi sembahlah Allah yang manciptakannya,jika ialah yang hendak kamu sembah.(QS.Fushilat:37)
Dan Hadist Nabi SAW:
انّ الشمش والقمر ايتان من ايات اللّهِ ولا ينكسفان لموت احدٍ ولالحياته واذ ار ايتموها فادعواللّه وصلّو احتي ينكسف مابكم﴿رواه البحاري ومسلم﴾
Artinya:”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah tidaklah gerhana atas keduanya merupakan tanda kehidupan atau kematian seseorang.Jika kamu melihatnya maka shalat dan berdoalah agar terbukalah apa yang sedang menimpa kamu”(HR.Bukhori dan Muslim)
Lafadz niat shalat gerhana matahari:                          اصلّي سنّة الكسوف ركعتيْن للّه تعلي، اللّهُ اكبر  
Lafadz niat shalat gerhana bulan:                            اصلّي سنّة الخسوف ركعتيْن للّه تعلي، اللّهُ اكبر  
Tata Cara Shalat Gerhana
1)      Berniat didlam hati,tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita SAW dan beliau juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
2)      Takbiratul ihram,bertakbir sebagaimana shalat biasa.
3)      Membaca do’a iftitah dan berta’awudz kemudian membaca surat AL-fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al-baqarah)sambil dijaherkan(dikeraskan suaranya bukan lirih)sebagaimana terdapat dalam hadist Aisyah:”Nabi SAW menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana,”(HR.Bukhori no.1065 dan Muslim no.901)
4)      Kemudian ruku’sambil memanjangkannya.
5)      Kemudian bangkit dari ruku’ (I’tidal)sambil mengucapkan:”SAMI’ALLHU LIMAN HAMIDAH,RABBANA WA LAKAL HAMD”
6)      Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud ,namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-fatihah dan surat yang panjang .Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
7)      Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua)yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
8)      Kemudian bangkit dari ruku’ (I’tidal).
9)      Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’,lalu duduk diantara dua sujud kemudian sujud kembali.                                   
10)  Lalu bangkit dari sujud kemudian mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
11)  Salam,
12)  Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir.berdo’a,beristighfar,sedekah,dan membebaskan budak.



9
Cara mengerjakan shalat Gerhana ada tiga yaitu:
1.      Shalat dua rakaat seperti shalat subuh tanpa dipanjangkan,
2.      Shalat dua rakaat tanpa dipanjangkan,dengan dua kali ruku’ dan dua kali berdiri pada setiap rakaatnya ,dan wajib membaca fatihah pada tiap kali berdiri,
3.      Cara yang paling sempurna,yaitu shalat dua rakaat dengan cara yang kedua tapi dipanjangkan.Berdirinya dengan bacaan surat yang panjang,ruku’ dan sujudnya dipanjangkan dengan tasbih.
Kadar lamanya berdiri dalam shalat gerhana adalah:
1.      Berdiri yang pertama pada rakaat yang pertama surat Al-Baqarah atau seukurannya,
2.      Berdiri yang kedua pada rakaat yang pertama surat Ali-Imran atau seukurannya,
3.      Berdiri yang pertama pada rakaat yang kedua surat An-Nisa’ atau seukurannya,
4.      Berdiri yang kedua pada rakaat yang kedua surat Al-Maidah atau seukurannya.
Kadar lamanya sujud dan ruku’ adalah:
1.      Ruku’/sujud pertama dari rakaat pertama seukuran seratus ayat dari surat Al-baqarah,
2.      Ruku’/sujud kedua dari rakaat kedua seukuran delapan puluh ayat surat Al-baqarah,
3.      Ruku’/sujud pertama dari rakaat kedua seukuran tujuh puluh ayat surat A-baqarah,
4.      Ruku’/sujud kedua dari rakaat kedua seukuran lima puluh ayat surat Al-baqarah.
Sunah-sunah dalam shalat gerhana:
1.      Disunahkan mandi untuk shalat gerhana,tanpa berhias,
2.      Disunahkan membaca dengan suara keras pada gerhana bulan,dan dengan suara rendah pada gerhana matahari,
3.      Disunahkan imam untuk berkhutbah dengan dua khutbah setelah shalat dengan rukun yang sama seperti rukun dua khutbah jum’at.Didalam khutbahnya imam menganjurkan untuk berbuat baik,bersedekah,dan lainnya,
4.      Seandainya bertepatan waktunya shalat fardhu,shalat gerhana,shalat jenazah,dan shalat id,jika waktunya sempit shalat fardhu didahulukan,lalu shalat jenazah,lalu shalat id,kemudian baru shalat gerhana.Tapi jika waktunya luas,maka shalat jenazah didahulukan,lalu shalat gerhana,lalu shalat fardhu,kemudian baru shalat id.
5.      Kalau bertepatan shalat gerhana dan shalat jum’at,maka shalat gerhana dikerjakan terlebih dahulu,lalu berkhutbah dengan niat khutbah jum’at,kemudian shalat jum’at.
6.      Dalam keadaan gempa bumi ,atau petir, angin kencang,disunahkan shalat sendirian.
Hikmah shalat gerhana adalah sebagai peringatan bagi para penyembah matahari dan bulan,bahwa keduanya tunduk dan diatur oleh Allah,kalau keduanya adalah Tuhan tentu akan bisa mengatasi kekurangannya dan tidak akan hilang cahaya mereka.
E.Shalat Sunah Hari Raya
Pengertian dan Hukum Shalat Hari Raya
Shalat id(hari raya)adalah shalat sunah pada dua hari raya,idul fitri(1 syawal)dan idul adha (10 Dzulhijjah).Hukumnya adalah sunah muakkad baik laki-laki maupun perempuan,mukim atau musafir. dan Rasulullah selalu melaksanakannya selama beliau hidup.Mula-mula Rasulullah shalat hari raya pada tahun kedua (tahun hijriyah).Waktu shalat id dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya,rukun dan syaratnya,begitu juga sunahnya sama dengan shalat yang lain,dan ditambah dengan beberapa sunah yang lain.
Firman Allah SWT:                                                      انّااعطينك اكوثر٬فصلّ لربّك وانحر﴿اكوثر:١ـ٢﴾
Artinya:”Sesunguhnya kami telah memberi engkau(Muhammad)akan kebajikan yang banyak,sebab itu shalatlah engkau dan berkurbanlah karena Tuhanmu(pada hari raya haji)”(Al-Kautsar:1-2)
Sabda Rasulullah SAW:
عن ابن عمركان رسول اللّهِ ص٠م وابوبكرٍوعمرُ يصلّونَ اْلعدين قبل الحطبَةِ﴿رواه الجماعة﴾
Artinya:”Dari Ibnu Umar,Rasulullah saw,Abu Bakar dan Umar pernah melakukan shalat dua hari raya sebelum berkhutbah”(Riwayat Jama’ah)                                                                                                                                                                                                                              10
Rasulullah SAW juga bersabda:
عَنِ ابن عبّاسٍ انّا النبي صلّي اللّه عليه وسلّم صلي يوم العيد ركعتين لم يصلي قبلهما٠ولابعدهما ﴿رواه بحاري ومسلم﴾     
Artinya:”Dari Ibnu Abbas,sesunguhnya Nabi saw shalat hari raya dua rakaat,beliau tidak shalat sebelum dan sesudahnya”(HR.Bukhori dan Muslim)
Perlu diketahui bahwa pada hari raya idul fitri dan adha ,anak-anak,besar-kecil,tua-muda supaya meramekannya,bahkan bagi wanita-wanita yang sedang haid pun dianjurkan keluar lapangan/masjid,sekalipun mereka tidak ikut shalat.Sabda Rasulullah SAW:
عن امّ عطية قلت امرنارسلواللّه ص٠م ان نحرجهنَّ في الفطر والاضحي العوائق والحيض وذوات الخدورفأمّا الخيضُ فيعتزلنَ الصّلاةَ ﴿رواه البحاري ومسلم﴾  
Artinya:”Dari Ummi Athiyah,katanya:,Rasulullah saw telah menyuruh kami pada hari raya fitri dan adha,supaya kami membawa gadis-gadis,perempuan yang sedang kotoran,dan hamba perempuan ketempat shalat hari raya.Adapun perempuan yang sedang kotoran mereka tidak mengerjakan shalat.”(HR.Bukhori dan Muslim)
Tempat Shalat Hari Raya
Tempat yang lebih baik di tanah lapang kecuali kalau ada halangan seperti hujan dan sebagainya.Keterangan amal Rasulullah SAW.
Berkata Allamah Ibnu Al-Qaiyim:Biasanya Rasulullah saw melakukan shalat dua hari raya pad tempat yang dinamakan “Mushalla”dan tidak pernah beliau shalat hari raya di masjid hanya satu kali yaitu ketika mereka kehujanan.Apalagi kalau dipandang dari sudut keadaan shalat hari raya itu guna dijadikan syi’ar dan semarak agama.
Setengah ulama’ berpendapat lebih baik dimasjid karena masjid itu tempat yang mulia.Pada shalat hari raya tidak disyari’atkan adzan(bang)dan tidak pula iqamah hanya yang disyariatkan menyerukan :”Asshalata jami’atan”(marilah shalat berjamaah).Sabda Rsulullah saw:
عن جابربن سمرة قال صليتُ مع النبي صلّي اللّه عليه وسلّم العيد غيرمرّةٍولامرّتين بغيراذان ولااقامة﴿رواه احمدومسلم﴾
Artinya:”Dari Jabir bin Samurah,katanya:saya shalat hari raya bersama-sama dengan Rasulullah saw ,bukan sekali ,dua kali saja,beliau shalat dengan tidak bang dan tidak iqamah”(Ahmad dan Muslim)
Sabda Rasulullah saw:
عن الزهري انّ رسول اللّه صلّي اللّه عليه وسلّم كان يأمر المؤذّن في العيد ان يقول ﴿الصّلاةجمعةً﴾
Artinya:”Dari Zuhri,sesunguhnya Rasulullah saw.pernah menyuruh tukang bang pada hari raya supaya mengucapkan “Asshalata jami’atan”marilah shalat berjamaah”(Syafi’i)                           
Cara mengerjakan shalat Hari Raya
a.       Pada pagi hari tanggal 1syawal,sesudah kita menunaikan shalat subuh dan sesudah kita mandi sunah hari raya,lalu beranglatlah menuju masjid atau tanah lapang dengan memperbanyak mengucapakan Takbir,
b.      Setelah tiba di masjid,maka sebelum duduk shalat tahiyatul masjid dua rakaat.Kalau di tanah lapangan tidak ada tahiyatul masjid,hanya duduklah dengan ikut mengulang-ulang bacaan takbir,
c.Lafadz niatnya ialah:
Jika shalat idhul fitri: اصلّي سنّة لعيدالفطر ركعتيْن للّه تعلي، اللّهُ اكبر                                        
Jika shalat idhul Adha: اصلّي سنّة لعيدالاضحي ركعتيْن للّه تعلي، اللّهُ اكبر                                     
11
d.Pada rakaat pertama:sesudah niat mula-mula membaca takbiratul ihram kemudian membaca do’a iftitah,selanjutnya takbir 7 kali dan setiap habis takbir disunahakan membaca:                                     
سبحان اللّه والحمداللّه ولااله الاّاللّه واللّه اكبر
Setelah takbir 7 kali dan membaca tasbih tersebut.Kemudiam membaca surat Al-fatihah dan disambung dengan membaca surat yang disukai,dan lebih utama membaca Qaf atau surat Al-A’la.
e.Pada rakaat kedua, sesudah berdiri untuk rakaat kedua membaca takbir 5 kali,dan setiap takbir disunahkan membac tasbih seperti tersebut pada rakaat pertama.Kemudian membaca surat Al-fatihah dan diteruskan dengan bacaan surat yang kita kehendaki,tetapi lebih utama membaca surat Al-Ghasiyah.Bacaan itu dengan suara yang nyaring.Imam menyaringkan yakni mengeraskan suaranya pada waktu membaca surat Al-fatihah dan surat-surat lainnya,sedangkan ma’mum tidak nyaring.
f.Shalat ini dikerjakan dua rakaat dan dilakukan sebagaimana shalat-shalat lainnya.
g.Khutbah dilakukan sesudah shalat id dua kali,yaitu pada khutbah pertama membaca takbir 9 kali dan pada khutbah kedua membaca takbir 7 kali dan pembacaannya harus berturut-turut.
h.Hendaknya dalam khutbah idhul fitri berisi penerangan tentang zakat fitrah dan pada hari raya haji penerangan tentang ibadah haji dan hukum qurban.

Sunah –sunah dalam Shalat Dua Hari Raya
1.      Mengakhiri shalat sampai matahari setinggi tombak,
2.      Mengerjakannya di masjid jika memungkinkan,jika tidak dilain tempat,dan wanita yang sedang haidh turut hadir dipintu masjid untuk mendengarkan khutbah,
3.      Menghidupkan dua malam hari raya dengan ibadah,
4.      Mandi sunah dua hari raya ,waktunya mulai masuk dari tengah malam,
5.      Berminyak wangi dan berhias,
6.      Berpagi-pagi ketempat shalat,
7.      Berjalan kaki ke tempat shalat,pulang pergi dengan jalan yang berbeda Karen masing-masing jalan akan menjadi saksi baginya hari kiamat nanti,pahala pergi lebih besar maka disunahkan lewat jalan yang lebih jauh dari jalan pulang,dan untuk kepentingan orang-orang yang dilewatinya sebagai tempat bertanya ,jika dia sebagai orang yang berilmu dan bersedekah di kedua jalan pergi dan pulang,
8.      Bersegera melakukan shalat idhul Adha,agar waktu lebih banyak tersisa untuk berkurban setelah shalat,
9.      Mengakhiri shalat idhul fitri sampai matahari naik setinggi dua tombak,agar masih tersisa waktu untuk mengeluarkan zakat fitrah sebelum shalat,
10.   Pada hari idhul fitri disunahkan sarapan sebelum shalat,utamanya berupa kurma dengan bilangan ganjil.Untuk membedakan hari id dengan hari-hari sebelumnya (puasa ramadhan)dengan bersegera sarapan,
11.  Untuk idhul Adha disunahkan menahan dari makan sejak dari terbit fajar sampai selesai shalat dan berqurban,lalu makan dari daging kurban tersebut.










12
BAB III
PENUTUP
   A.Kesimpulan
Salah satu bukti cinta dan belas kasih Rasulullah SAW terhadap umatnya adalah beliau menganjurkan dan memberi teladan dalam menjalankan shalat sunah kepada kita sebagai tambahan dalam beribadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT.Anjuran dan teladan ini tidak lain kecuali agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW ingin menyelamatkan  umatnya dari kerusakan-kerusakan dalam kehidupan dan agar mereka sampai kepada posisi puncak keimanan.
Shalat sunah disyariatkan kepada umat islam,tak lain agar orang mukmin semakin dekat kepada Allah swt ,karena ia merupakan salah satu dari pemberian Tuhan yang sangat besar nilainya.Diantara shalat-shalat sunah yang disyariatkan dalam islam adalah:
1.      Shalat sunah Rawatib,
2.      Shalat sunah Tahajjud,
3.      Shalat sunah Dhuha,
4.      Shalat sunah Gerhana,
5.      Shalat sunah Idhul Adha dan Idhul Fitri.
6.      Dan sebagainya.
Namun yang pasti Allah SWT telah menyatakan dalam firman-Nya bahwa :
الّذيْنَ يَذْكُرُوْنَ الٰلّهَ قِيَاماًوَقعوْدًاوَعليَ جُنوْبِهمْ وَيَتفَكَّرُونَ في خلْقِ السّماواتِ واﻻرض ربّنا مَاخلقتَ هذابطﻼً سبحانك فقنا َعَذَاب النّارِ      
Artinya:” (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. “(QS.Al-Imran:191)
B.Saran
Dalam pembuatan dan perumusan makalah kami yang sangat sederhana,tentulah banyak suatu kekurangan yang akan timbul.Apabila makalah kami diteliti oleh seorang ahli ataupun pembaca yang budiman,hal ini terjadi karena memang kami masih dalam proses belajar.Dengan kondisi dunia keilmian yang bersifat dialektikan maka suatu karya pastilah terdapat kekurangan.
Oleh karena itulah,sebagai intelektual yang terus belajar menuju suatu kebenaran yang subtansial,maka kami berharap kepada pembaca yang budiman agar memberikan saran yang kontruktif sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.


13
DAFTAR PUSTAKA
Imran,M.2006.Penuntun Shalat Dhuha/ karya ilmu,Surabaya
Musbihin,Imam.2006.Rahasia shalat Dhuha/Mitra Pustaka,Yogyakarta
Rifa’I,Moh.1993,Kumpulan Shalat-shalat Sunah/Toha Putra,Semarang
Al-Fauzan,Saleh.2005.Fiqih sehari-hari.Jakarta:Gema Insyani Press
“Rahasia Shalat Sunah”(Bimbingan Lengkap dan Praktis)oleh:Abdul Manan bin H.Muhammad S.






















14