Saturday, March 9, 2013

Panduan Tata Cara Shalat Jum'at


PANDUAN TATA CARA SHALAT JUM’AT

BILAL SHALAT JUM’AT

Sebelum khatib menaiki mimbar untuk khutbah, acara dimulai degan majunya bilal dengan membaca bacaan berikut:
مَعَا شِرَ اْلمسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ اْلمؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللّٰهَ رُوِيَ عَنْ أَبْي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلّٰي اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَمْ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ اْلجُمْعَةِ أَنْصِتُ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتُ (أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوا رَحِمَكُمُ اللَّٰهَx3)
Setelah bilal selesai membaca kalimat di atas, khatib berjalan menuju mimbar. Setelah khatib sampai di mimbar, bilal kemudian menghadap qiblat dan bilal melanjutkan dengan bacaan doa seperti di bawah ini (posisi khatib tetap berdiri menghadap jamaah)
اللّٰهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللّٰهُمَّ قَوِّ اْلاِسْلَامَ، مِن المسْلِمِيْنَ وَاْلمسْلِمَاتْ، والؤمنين والمؤمنات، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِ الدِّيْنِ، وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِااْلخَيْرِ، وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Setelah bilal selesai membaca doa di atas, khatib mengucapkan salam dan kemudian duduk di mimbar. Bilal kemudian mengumandangkan adzan. Selesai adzannya bilal, kemudian khatib berdiri dan memulai khutbahnya. Berikut tata cara dalam khutbah jum’at:
1.    Membaca hamdalah atau pujian kepada Allah SWT., pada permulaan khutbah. Contohnya:
إِنَّ الحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ باِللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَلِنَا مِنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
2.    Membaca dua kalimat syahadat
أَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَااللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًّا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
3.    Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW., Misalnya:
اَللّٰهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
4.    Berwasiat atau berpesan pada jamaah agar bertaqwa. Contoh:
يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا تَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
5.    Membaca ayat al-Qur’an pada salah satu dari dua khutbah. Contohnya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Jumu’ah: 9)

6.    Berdoa untuk kaum muslimin-muslimat dan mukminin-mukminat pada waktu khutbah kedua.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلّمُسْلِمِيْنَ وَاْلمسْلِمَاتِ، وَاْلمؤْمِنِيْنَ وَاْلمؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إنَّكَ سَمِعُ قَرِيْبُ مُجِبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا لَاتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْناَ رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى اْلقَوْمِ الْكَافِريْنَ.
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. والحمدللّهِ ربِّ اْلعَالمينَ.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Segala puji hanya milik-Nya yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tak terhitung bagi kita semua. Dan diantar semua kenikmatan Allah, nikmat Islam dan Iman adalah yang paling utama. Dengan kedua nikmat itu, nikmat yang lain menjadi bernilai di hadapan Allah. Atas dasar itu, nikmat yang lain menjadi berharga di sisi Allah. Hanya dengan adanya nikmat tersebut, nikmat yang lain bermakna bagi kita, dalam pandangan Allah SWT.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana’, kehidupan sementara, kehidupan yang sebentar saja. Jika kita dikaruniai usia yang sama dengan Rasulullah, hidup kita di dunia sekitar 63 tahun lamanya. Mungkin ada yang lebih lama dari itu, tetapi banyak juga yang kurang dari itu. Betapa banyak saudara dan teman kita yang meninggal diusia muda; entah didahului oleh sakit maupun kematian yang tiba-tiba. Melalui kecelakaan atau bencana alam, misalnya. Pendek kata, jika waktunya telah tiba, kematian tak bisa ditunda.
فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ
“Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkan barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.”(QS. An-Nahl: 61)

Maka hidup yang sangat singkat ini harus diisi dengan memperbanyak bekal. Selagi kematian belum datang maka hidup ini harus dipenuhi dengan amal. Dan diantara amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia, ada tiga amal istimewa yang tidak akan terputus pahalanya meskipun sang pelaku telah berada di alam barzah. Pahala tiga amal itu akan tetap mengalir kepadanya meskipun ia tak lagi hidup di dunia.
Apa saja tiga amal jariyah yang tidak terputus itu? Rasulullah SAW bersabda:

إِذَامَاتَ ابْنُ اٰدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلّاَ مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَلِحٍ يَدْعُولَهُ

Artinya:
“Apabila seorang manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,

Kesimpulannya adalah mari kita berusaha untuk memperbanyak sedekah jariyah yakni sedekah yang kemanfataannya berjangka panjang bahkan “permanen” tentu saja tanpa mengesampingkan sedekah lainnya, kita berusaha untuk terus dan terus mencari ilmu (thalabul ilmi) disertai dengan mengamalkan dan mendakwahkan/ mengajarkan ilmu tersebut, kita juga terus berusaha mendidik putra-putri kitaserta mendo’akan mereka agar menjadi anak yang shalih dan shalihah yang nanti secara sadar akan mendoakan kita. Sebab sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kedua orangtuanya itulah tiga investasi utama, yang pahalanya terus mengalir meskipun kita meninggal dunia.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ
NIAT SHALAT JUM’AT
Selesai khutbah, tiba waktunya shalat Jum’at. Niatnya sebagai berikut:
1.      Niat shalat jum’at bagi makmum
أُصَلِّي فَرْضَ اْلجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقَبِلَ اْلقَبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى
2.      Niat shalat jum’at bagi Imam
أُصَلِّي فَرْضَ اْلجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقَبِلَ اْلقَبْلَةِ أَدَاءً إِمَامً لِلّٰهِ تَعَالَى