Thursday, June 13, 2013

Sistem Pendidikan di Negara Jerman

PENDAHULUAN

Studi tentang perbandingan pendididkan di setiap negara menjadi tema yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Pendidikan memeiliki peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu masyarakat. Melalui pendidikan, suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat dan bangsa yang maju. Karena melalui pendidikan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ingin dikembangkan.
Pendidikan disetiap negara berbeda-beda, baik dalam kurikulumnya, dalam pelaksanaannya ataupun dalam hal-hal lainnya. setiap negara mempunyai sistem pendidikan masing-masing. Dengan mempelajari perbandingan pendidikan disetiap negara bisa memberikan banyak pengetahuan mengenai pendidikan mana yang baik dan dapat dijadikan sebagai acuan.
Misalnya saja, berbicara mengenai kehidupan sosial remaja Jerman yang sebagian adalah siswa atau mahasiswa, terdapat perbedaan yang cukup besar dengan kehidupan remaja di Amerika Serikat. Jerman dikenal dengan siswa-siswinya yang rapi, bersih, teratur dan disiplin, dan tugas-tugas sekolah hampir selalu didesain dalam bentuk kelompok, bukan dalam bentuk berpasangan. Remaja Jerman tidak lazim bekerja sambil sekolah dan cenderung menunda dulu hubungan muda mudi yang terlalu akrab. Ini semua menunjukkan bahwa masyarakat Jerman pada umumnya memprioritaskan pendidikan.
Dalam kesempatan ini, pemakalah akan menjelaskan lebih lanjut potret pendidikan di Jerman yang di dalamnya nanti akan dijelaskan mengenai sejarah negara Jerman, jenis dan struktur pendidikan dan lainnya mengenai hal-hal yang terkait dengan pendidikan di negara tersebut.
 

PEMBAHASAN

POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA JERMAN

1.        Latar Belakang
Secara geografis, Jerman terletak di tengah-tengah benua Eropa dengan luas daerah 356,957 km2. Jerman berpenduduk 82 juta lebih dan kira-kira 8% diantaranya bukan berkabangsaan Jerman. Warga negara asing ini mulai berdatangan ke Jerman pada akhir tahun 1950-an ketika negara-negara Eropa selatan mulai merekrut buruh-buruh pekerja tangan. Jumlah yang paling banyak adalah orang Turki, baik yang lahir di Jerman atau keturunan Turki. Imigran lain masuk ke Jerman sebagai pengungsi karena perang, karena tekanan ekonomi di negaranya masing-masing. Jenis imigran ketiga adalah dari etnis Jerman sendiri (walaupun semuanya tidak berbahasa Jerman)berbeda dengan jenis imigran lain, mereka dapat dengan segera meminta kewarganegaraanya sewaktu masuk ke Jerman. Oleh karena kesulitan bahasa, baik imigran yang sudah lama menetap di Jerman apalagi mereka yang baru datang, maka hal ini merupakan tantangan bagi sistem pendidikan di Jerman. Sangat sukar memberikan kesempatan yang sama memberikan pendidikan kepada anak-anak imigran. Berbagai upaya dilakukan untuk mengejar anak-anak dari kelompok minoritas ini dengan menggunakan bahasa-ibu mereka sendiri. Namun demikian, bahasa Jerman merupakan bahasa yang dominan dengan berbagai variasi dialek daerah.
Jerman bukan negara yang kaya dengan sumber alam, dan juga bukan negara yang mampu memenuhi kebutuhan produksi pertanian sendiri. Oleh sebab itu Jerman banyak tergantung pada barang-barang impor dari pada barang ekspornya. Pada umumnya perdangan Jerman sangat positif, dan investasi Jerman di luar negeri melebihi investasi asing di dalam negeri. Tetapi sebagai akibat dari upah serta ongkos produksi yang tinggi sesuai ketentuan sistem sekuriti sosial, posisis Jerman sebagai negara ekspor tangguh mendapat tantangan dalam perdagangan internasional. Ini jelas membawa dampak bagi pendidikan. Penelitian dan pengembangan serta pabrik-pabrik.[1]
Secara historis bangsa Jerman memiliki sejarah amat panjang dan unik dengan kehidupan masyarakatnya yang unik pula. Kehidupan bangsa Jerman dimulai dari yang amat primitif, kemudian berkembang menjadi bentuk negara-negara kecil di daerah pengaruk kerajaan Romawi sampai tahun 1809. Setelah itu Jerman berada dalam kekuasaan Napoleon sampai awal abad 19 dan berlanjut menjadi negara Prusia yaitu tahun 1824-1871, Republik Weimar 1919-1033, Era Nazi 1933-1945, kemidian setelah kalah perang dunia dua, Jermn terpecah menjadi dua negara yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur (1945-1989) keduanya dapat bersatu setelah dirobohkannya tembok pembatas yang memisahkan keduanya yang dikenal dengan “Tembok Berlin”. Oleh karenanya sejak tahun 1989 sampai sekaranh Jerman bersatu menadi bentuk negara Federal dengan nama epublik Federal Jerman.[2]

2.        Politik dana Tujuan Pendidikan
Berdasarkan sejarah, pendidikan di Jerman berasal dari dua sumber, gereja dan negara. Pengumuman resmi mengenai wajib belajar pada beberapa daerah semenjak akhir abad ke- 17 dapat dianggap sebagai penenda resmi bahwa masalah pendidikan adalah tanggung jawab negara. Semenjak itu pengaruh gereja secara umum berkurang. Maka masalah pendidikan mulai saat itu terletak terutama pada kekuatan politik-para guru, orang tua, siswa/ mahasiswa sebagai kelompok yang langsung terlibat untuk menentukan keadaan pendidikan, serta perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan.[3]

3.        Struktur dan Jenis Pendidikan
·           Pendidikan Dasar, Menengah dan Perguruan Tinggi
Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan, Pra Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule atau Berufschule).
Jenjang pendidikan pra perguruan tinggi di Jerman memerlukan waktu tempuh normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonexia, dimana pendidikan SD-SLTP-SLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun). Pendidikan sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1-6, dan setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium, Realschule atau Berufscule.
Gymnasium diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai yang dianggap mampu melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai dari kelas 7-13, dan setelah mereka lulus diberi ijazah yang dikenal sebagai “Abitur”. Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang siswa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah selama 13 tahun. Berufscule diperuntukkan bagi siwa-siswa yang langsung dipersiapkan memasuki dunia kerja dan tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau dianggap bagus, siswa dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja.
Setelah mendapatkan Abitur, siswa lagsung busa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis (UMPTN), disini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas lamarannya, dan universitas akan langsung memutuskan bedasarkan nilai Abitur. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama.
Untuk menjamin kualitas yang merat di semua sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah (bila memilih untuk belajr di sekolah selain yang telah ditunjuk, maka orang tuanya harus mengajukan permintaan khusus disertai dengan alasan-alasannya). Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan guru-guru dan fasilitas pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota besar maupun di pelosok yang jauh dari kota.[4]
Secara umum, sekolah-sekolah Jerman hanya menyelenggarakan pendidikan 5 hari perminggu. Hari senin sampai jumat parasiswa masuk sekolah, sedangkan hari sabtu dan minggu mereka belajar di rumah bersama orang tua atau teman sebaya dalam rangka mengerjakan tugas-tugas sekolah dan belajar pendalaman.[5]
Ada dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universitas (Universit selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (Applied University, selanjutnya disingkat FH).
Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut :
a.     Materi Perkuliahan, UNI lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek di UNI berkisar 60:40. Sebaliknya FH (sesuai dengan namanya) lebih menitik beratkan ke aapaek terapan dengan komposisi teori dan terapan 40:60.
b.        Jadwal Perkuliahan. Jadwal perkuliahan di UNI adlah Okt-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Summer Semester). Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu Agustus untuk musim dingin (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas (SS)
c.     Waktu Melamar. Karena perbedaan waktu kuliah sebagaimana disebutkan, maka jadwal untuk proses seleksi pun berbeda. Pendaftaran di FH ditutup lebih cepat debandingkan dengan UNI.

Program-program Pendidikan yang Ditawarkan
a.        Program Klasik
Berbeda dengan di Indonesia dan sistem 3 jenjang (Sarjana-Magister-Doktor), sampai saat ini Jerman masih menganut pendidikan tinggi dengan dua jenjang yaitu Diplom (Dipl.) dan Doktor (Dr).
Dalam jenjang Diplom ini, pada tahun-tahun pertama mahasiswa diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah dasar (dikenal dengan nama Grundstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah di Grunsdstadium mahasiswa diberi sertifikat Vordiplom akan tetapi sertifikat ini bukanlah gelar kesarjanaan. Untuk menyelesaikan Vordiplom, mahasiswa memerlukan waktu sekitar 2,5 tahun. Setelah mendapatkan Vordipolm, barulah mahasiswa diizinkan mengambil mata kuliah keahlian pada level yang lebih tinggi (dikenel dengan nama Haupstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah Haupstudium, barulah mahasiswa diizinkan menulis tugas akhir (dikenal dengan nama Diplomarbeit) sebagai syarat kelulusan Diplomjadi Diplom adalah gelar resmi pertama yang diperilah setelah seseorang menyelesaikan studinya di UNI atau FH.
Antara Diplom UNI dan diplom FH memiliki perbedaan-perbedaan, disantaranya :
Ø  Diplom FH bisa diselesaikan dalam waktu 4,5 tahun sedangkan Diplom UNI baru bisa diselesaikan dalam waktu 5 tahun.
Ø  Diplom FH memiliki muatan terapan yang lebih besar (60% perkuliahan) dibandungkan dengan Diplom UNI (40% perkuliahan).
Ø  Diplom FH tidak dirancang untuk ke jenjang Doktor. Apabila pemegang Diplom UNI ingin melenjutkan ke  program Doktor, maka yang bersangkutan harus mengikuti proses persamaan terlebih dahulu. Dalam fase ini kepadanya diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah pada level Haupstadium. Bisa juga ia mengikuti program Master terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke program Doktor. Sebaliknya pemilik gelar Diplom UNI bisa langsung melanjutkan studi ke jenjang Doktor.
b.        Program Baru
Bersdasarkan kesepakatan Bologna tahun 1999, semua negara EU bersepakat untuk menyelesaikan sistem pendidikan antara satu dengan negara lainnya di kawasan EU. Hal ini perlu dilakukan karena kesepakatan MAAstricht tahun 1992 menjamin bahwa semua negara EU harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara EU lainnya.
Dari kesepakatan Bologna 1999 tersebut, salah satu isinya adalah semua negara EU akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang Bachelor-Master-Doktor. Disepakati pula bahwa Bachelor (dengan waktu tempuh 3-4 tahun) adalah gelar kesarjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja. Program pendidikan Master adalah pendidikan lanjutan setelah Bachelor dan diberikan selama 2 tahun.
Berdasarkan kesepakatan Bologna tersebut, UNI dan FH di Jerman telah mulai mengkonversi sistem lamanya Diplom-Doktor ke sistem baru Bachelor-Mater-Doktor. Oleh karenya tidak mengherankan jika saat ini telah ada jenjang Bachelor-Master dihampir semua UNI dan FH. Paling lambat tahun 2010 semua UNI dan FH di Jerman harus sudah mengadopsi sistem Bachelor-Master-Doktor seratus persen. Di Feie Universitat Berlin dan Humboldt Universitat zu Berlin bahkan sistem ini sudah akan diadopsi penuh paling lambat tahun 2007.
·           Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan Pra sekolah ini meleyani anak-anak usia dini dan guru-gurnya disiapkan melalui pendidikan kejuruan khusus. Pendidikan di Jerman dimulai dari taman kanak-kanak (Kindergarten Education) astu vorschulklassen yang sifatnya suka rela. Secara opsional Kindergarten disediakan untuk anak-anak yang berumur antara 4-6 tahun. Kindergarten berisi kegiatan yang berkenaan dengan persiapan untuk memasuki ke sekolah dasar (Grundschule).
·           Pendidikan khusus
Khusus bai anak-anakberkebutuhan khusus, pemerintah Jerman menyediakan sekolah bagi mereka. Sekolah untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus tersebut bernama Fondescule atau Sonderschule. Ada 3 jenis sekolah khusus di Jerman, yaitu:
1)  Sonderschule for Lembehinderte- sekolah khusus yang melayani anak-anak yang mengalami kesulitan belajar.
2)     Schule mit dem Forderschwerpurki Geistige Entwicklung-sekolah khusus yang melayani anak-anak yang mengalami banyak kesulitan sagat berat terutama anak-anak yang mengalami tuna fisik seperti cacat dan sebGiny.
3)  Forderschule Schwerpurkunkt Emitional Soziale Entwincklung-sekolah khusus yang melayani anak-anak yang mempunyai kebutuhan emosional khusus atau tuna mental.
·           Pendidikan Vokasional Tenik, Bisnis
Wajib belajar tidak terbatas pada pendidikan umum saja. Anak-anak yang tamat dengan ijazah pendidikan umum tingkat Haupschule  atau Realschule dan bahkan yang tidak mendapatkan ijazah setelah belajar 9 tahun, harus masuk pendidikan yang secara resmi diakui sebagai persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan, dan program ini bisa diikuti secara paruh waktu atau purna waktu.
·           Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Non Formal
Adapun pendidikan bagi penduduk dewasa yang ingin bersekolah tetapi tidak bisa mengikuti pelajaran seperti di Realsschule sehingga dapat menyelesaikannya dengan mengikuti ujian dengan nama Realschulabschluss atau Abitur, maka mereka dapat memilih mengikuti sekolah di Abengymnasyum atau Abendreadschule yang merupak sekolah malam usia mereka bekerja. Sekolah ini memang diperuntukkan bagi orang dewasa yang setiap hari bekerja sehingga hampir tidak ada kesempatan dan waktu untuk hadir di sekolah pada waktu siang hari.[6]
Pendidikan bagi orang dewasa (Adult Education) di Jerman dikelompokkan dalam tiga kategori : umum, vokasional (termasuk teknik dan keuangan) dan politik. Undang-undang Federal pada tahun 1972, mendorong partisipasi masyarakat dalam program pendidikan orang dewasa dengan memberi bantuan keuangan serta tambahan hari libur (bagi yang bekerja) asalkan mereka mau mengikuti pelajaran vokasional. Kebijakan ini diambil karena kenyataan menunjukkan bahwa dalam keadaan perubahan sosial orang harus memperbaharui dan meningkatkan kualifikasinya sehingga sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan masyarakat.
Program pendidikan orang dewasa ini didominasi penyelenggaraannya oleh Volkschochchulen, biasanya didukung oleh masyarakat setempat, walaupun sekolah ini mungkin terdaftar sebagai orgsnisasi nirlaba.[7]

4.        Manajemen Pendidikan
a.         Otorita
Oleh karena konstitusi federal telah menetapkan kewenangan Lender atas pendidikan, maka beberapa Lender membuat beberapa ketentuan dalam konstitusi mereka masing-masing mengenainperaturan masalah-masalah pendidikan, dan seluruhnya melalui proses legislative. Peraturan itu mencakup petetapan tujuan pendidikan, struktur, isi pelajaran, dan prosedur dalam sistem daerah mereka masing-masing. Dalam negara bagian, tanggung jawab pendidikan terletak pada level kementrian kabinet yang sering disebut kementrian kebudayaan (Kultusministerum). Pada negara-negara bagian yang luas daerahnya, sekolah tidak dikontrol secara langsung oleh kementrian negara bagian, tetapi melalui badan administratif regional yang merupak bagian dari badan ekskutif tanpa pasangan atau counterpart langsung dari pihak legislatif atau DPR. Masyarakat setempat biasanya juga punya tanggung jawab menyediakan infrastruktur yang diperlukan dan adakalanya juga terlibat dalam pengangkatan staf.
b.         Pendanaan
Dengan pengecualian pendidikan tinggi, keuangan pendidikan sepenuhnya berada di tangan lender dan masyarakat setempat. Secara umum seluruh biaya personil ditanggung oleh pemerintah negara bagian, dan infrastruktur oleh masyarakat. Tanggung jawab pemerintah federal untuk pendidikan tinggi, pengadaan penelitian serta peralatan pengajaran, dan secara umum memberi dukungan terhadap kegiatan penelitian. Sementara hampir semua program pendidikan (termasuk pembebasan uang kuliah pada pendidikan tinggi) bersifat gratis. Pemerintah federal juga memberikan bantuan uang kepada sebagian siswa sekolah menengah dan mahasiswa perguruan tinggi. Sebagian dari bantuan itu adalah pinjaman. Oleh karena sekolah-sekolah swasta ada yang kecil (misalnya yang diselenggarakan oleh gereja), banyak diantaranya yang menerima bantuan dari anggaran pemerintah dengan jumlah yang cukup besar (kira-kira 90% dari biaya operaional sekolah). Dan lebih dari itu sekolah-sekolah juga membebaskan uang sekolah.
c.         Personalia
Biasanya untuk guru-guru spesialis untuk bidang keuangan yang dididik ditingkat universitas, dengan tekanan utama pada bidang keahlian dibandingkan dengan bidang keguruan. Staf pengajar untuk sekolah lain termasuk berbagai bentuk sekolah vokasional dan teknik, mempeoleh pendidikan di perguruan tinggi lain, dan sering menuntut persyaratan untuk yang lebih rendah.
d.        Kurikulum
Menteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mereka melakukan itu dengan tiga jenis instrument :
1)        Table yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu, serta mata pelajaran sesuai dengan grade dan jenis sekolah
2)        Pedoman kurikulum
3)        Pemberian wewenang penulisan pengadaanbuku teks.
Tujuan umum kurikulum ditentukan oleh peraturan sekolah, sedangkan tujuan kurikulum khusus diterbitkan berkaitan dengan pedoman kurikulum, ini diputuskan oleh kementrian negara bagian.
e.         Ujian, kenaikan kelas, dan sertifikasi
Pendekatan yang digunakan untuj mengetahui pencapaian murid adalah menyerahkan seluruhnya kepada guru untuk menyusun tes tertulis sendiri ditambah dengan interaksi lisan murid-guru selama proses belajar berlangsung. Hasilnya digmbarkan dalam bentuk laporan kemajuan tertulis atau dalam bentuk nilai. Tidak ada kenaikan kelas secara otomatis, tetapi kelas mengulang juga hampir tidak bisa dilaksanakan lagi. Semua dokumen hasil belajar, seperti sertifikat tamat belajar dan diploma yang dicapai di universitas dan ujian-ujian negara, memilki hukum yang resmi. Dokumen-dokumen ini saling diakui oleh negara-negara bagian dan memberi hak kepada pemegangnya untuk memasuki program pendidikan yang lebih tinggi dan juga mengandung nama-nama profesional termasuk gelar akdemik.
f.          Evaluasi dan penelitian pendidikan
Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil pendidikan. Komponen Jerman dalam Asosiasi Internasional untuk Penelitian Penilaian Pencapaian Pendidikan dalam bidang “ Membaca” survey pertama dalam dua decade yang terakhir didasarkan pada sample probabilitas siswa sedcara nasional. Penelitian ini dilakukan disamping penelitian-penelitian yang lebih besar dengan bantuan dana pemerintah yang dilaksanakan oleh negara-negara lain, Jerman belum banyak melakukan penelitian empiris dalam bidang pendidikan.[8]


PENUTUP

Dewasa ini pendidikan di Jerman secara umum menjadi tanggung jawab negara. Pengelolaan sistem pendidikan di Jerman ditentukan oleh negara, sedangkan pemerintah federal hanya memegangperan kecil yaitu keuangan.
Reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur menarik perhatian banyak pihak. Dibidang pendidikan, bersatuny kembali kedua bagian Jerman ini berdampak langsung pada sistem pendidikan yang selama ini  telah berlaku dalam bentuk yang berbeda karena bedanya sistem politik,. Jerman Barat melaksanakn sistem yang bersifat desentralistis, sedangkan jerman Timur lebih bersifat sentralistis.
Reunifikasi secara umum dapat berjalan mulus dan upaya-upaya adaptasi, perubahan dalan segala aspek kehudupan, sama mendapat dukungan dari kedua belah pihak, Jerman Barat dan Jerman Timur. Khusus dalam bidang pendidikan, beberapa hal menjadi catatan, sikap saling memahami antara kedua belah pihak sangat mendukung proses penyatuan sistem pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Rohman,  Arif. 2010. Pendidikan Komparatif ; Menju ke Arah Perbandingan Antar Negara. Yogyakarta : Laksbang Mediatama.

Syah Nur, Agustiar. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negaara. Bandung : Lubuk Agung.

http://rideutsch.wordpress.com/2008/06/16/sistem-pendidikan-jerman


[1] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negaara, (Bandung : Lubuk Agung, 2001), h. 155-156.
[2] Arif Rohman, Pendidikan Komparatif ; Menju ke Arah Perbandingan Antar Negara, (Yogyakarta : Laksbang Mediatama, 2010), h. 124
[3] Agustiar  Syah Nur, Op. Cit., h. 157
[4] http://rideutsch.wordpress.com/2008/06/16/sistem-pendidikan-jerman
[5] Arif Rohman, Op. Cit., h. 139-141
[6] Agustiar Syah Nur, Op. Cit., h. 143
[7] Ibid, h. 161
[8] Agutiar Syah Nur, Op. Cit.,  h. 165-169

1 comments:

Write comments
Unknown
AUTHOR
June 8, 2016 at 10:29 PM delete

Hurufnya ga usah yang biru, ga kelihatan. absurd

Reply
avatar