PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling yang berkedudukan sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa pola atau kemungkinan operasionalnya.Uraian berikut ini akan mengemukan pola-pola hubungan bimbingan dan konseling dengan aspek-aspek lain dalam pendidikan.Namun,dalam pembahasan kali ini hanya akan menguraikan pola Bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan.
1. Pengertian
Pola ini didasarkan atas pemikiran bahwa bimbingan merupakan suatu sistem, yang memiliki komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sistem bimbingan dan konseling merupakan sub sistem pendidikan, yang saling berhubungan dan bekerja sama pula untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas.Sehubungan dengan pola ini, Downing (1968) menegaskan bahwa “The guidance is an integral part of elements withing that program.”
2. Ciri-ciri
Bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Fungsi pokok bimbingan dan konseling adalah mengusahakan terselenggaranya suasana kampus dan suasana belajar mengajar yang sehat dan sejahtera.Titik berat orientasinya ditujukan kepada para peserta didik yang sedang mengalami masalah maupun tidak (Guidance for all).
b. Perlu dibentuk lembaga bimbingan dan konseling yang dikelola oleh tenaga yang profesional disamping dibantu oleh tenaga pengajar (staf educatif).
c. Kerja bimbingan dan konseling tidak terbatas hanya di ruang bimbingan dan konseling,tetapi program bimbingan dapat dilaksanakan di mana saja baik di fakultas,di muka kelas dan lain sebagainya.
d. Pendekatan bimbingan bersifat operasional,mempunyai jangkauan yang cukup luas dan bersifat, pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pengembangan.
Adapun kebaikan dari pola Bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Bimbingan tidak terpisahkan dari proses dan program pendidikan, karena ia merupakan sub sistem pendidikan yang eksistensinya tidak dapat diragukan lagi.
b. Seluruh personil pendidikan,baik sebagai guru / dosen, maupun tenaga administrasi disamping tenaga / guru pembimbing itu sendiri berperan aktif dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Seluruh siswa mendapat kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Kelemahan Bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan
Adapun kelemahan Bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Konsep pola ini sangat ideal akan tetapi petunjuk operasional sering kurang jelas,sehingga pelaksanaannya sering menemukan kesulitan.
a. Bila job discription kurang baik,maka akan sering terjadi kesimpang siuran (overlopping) antara fungsi kepala sekolah atau pimpinan perguruan tinggi dengan guru / dosen pembimbing.
b. Dari kelima pola yang telah dikemukakan di atas dapat pula dijumpai variasi-variasi yang menggabungkan satu pola dengan pola lainnya.[1]
Dari apa yang dikemukakan di atas,maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling mempunyai kedudukan yang cukup penting dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, karena bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pendidikan.Adapun dalam operasionalnya pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan ada kemungkinan memilih salah satu dari kelima pola yang dikemukakan di atas atau merupakan kombinasi dari beberapa pola tersebut.