Bimbingan dan konseling sebagai sesuatu aktivitas untuk menghindari dan atau mengatasi persoalan-persoalan didalam kehidupan sebenarnya bukanlah hal yang seluruhnya baru.Sejak zaman dahulu,misalnya seperti yang digambarkan dalam pewayangan,menunjukkan bahwa bimbingan dan konseling telah ada.Nasihat Kresna kepada Arjuna dalam perang Bharata Yuda pada waktu Arjuna mengalami kebimbangan saat berhadapan dengan Karna, menunjukkan dengan tegas adanya bimbingan dan konseling ini.Dengan nasehat Kresna semangat juang dan keberanian Arjuna bangkit kembali,dan Arjuna terus maju kemedan pertempuran.Demikian juga orang yang menghadapi kesulitan yang tidak dapat mereka atasi sendiri,orang tersebut membutuhkan nasehat atau pertolongan orang lain untuk serta memecahkan kesulitan tersebut.Mengapa demikian? Karena orang merasa bahwa apabila masalahnya belum terpecahkan,maka masalah itu akan selalu mengganggu kehidupannya. Karenanya masalah itu perlu dipecahkan dengan berbagai macam cara,termasuk minta bantuan orang lain.
Meskipun bimbingan dan konseling tidak seluruhnya merupakan hal yang baru,tetapi berbeda benar dengan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh orang-orang tua pada masa-masa yang lampau.Perbedaan itu terletak pada segi pendekatan atau approach yang ditempuh dalam menghadapi masalahnya.Untuk menjelaskan hal ini baiklah dikemukakan ilustrasi sebagai berikut :
Contoh Kasus
Seorang pelajar tamatan SMA menghadapi kesulitan untuk menentukan kelanjutan pelajarannya.Karena anak tersebut menghadapi masalah yang dianggapnya rumit dan tidak dapat dipecahkan sendiri,maka anak pergi ke “orang tua” atau dukun untuk minta nasehat bagaimana tindakan yang sebaiknya.Setelah sang dukun membakar kemenyan dan mengucapkan mantra-mantra didalam kamarnya yang serba spesifik itu,maka dukun itu mengatakan bahwa berdasarkan atas “bisikan” yang diterimanya,sebaiknya anak tersebut melanjutkan pelajarannya ke Fakultas Kedokteran.
Karena anak ini kurang puas dengan keterangan-keterangan yang diberikan oleh sang dukun, maka ia kemudian pergi ke seorang konselor.Setelah melakukan wawancara,meneliti prestasi belajarnya,mengadakan tes,dsb.dan setelah mengadakan analisis,konselor menasehatinya agar anak tersebut melanjutkan pelajarannya ke AKABRI.Akhirnya anak tersebut memilih untuk melanjutkan ke AKABRI Karena pilihan itu memang sesuai dengan minatnya dan ia merasa bidang ini sesuai dengan cita-citanya.Ternyata dikemudian hari anak tersebut dapat menyelesaikan studinya dan dapat menjadi perwira TNI yang baik.
Dari ilustrasi diatas,tampak ada dua macam pendekatan atau approach yang diberikan oleh dua orang yang memberikan bantuan kepada anak tersebut.Pendekatan yang ditempuh oleh si dukun,dilihat dari segi ilmu pengetahuan,disebut nonscientific approach,karena pendekatan ini tidak berdasarkan atas hal-hal yang objektif,nyata,dan tidak dapat diuji oleh pihak lain. Sebaliknya pendekatan yang ditempuh oleh konselor tersebut diatas dipandang sebagai pendekatan yang ilmiah atau scientific approach,karena berdasarkan atas dasar hasil wawancara, hasil penelitian prestasi belajar,hasil tes,dsb.Jadi,pendekatannya berdasarkan atas hal-hal yang objektif, tidak bersifat spekulatif,orang lain dapat mengeceknya.Sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.