1. Pengertian keluarga
Keluarga
dalam islam dikenal dengan istilah usrah, nasl, ‘ali, dan nasb. Dalam
pandangan antropologi, keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang
dimiliki manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal dan
ditandai dengan kerja sama ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merawat
dan sebagainya. Inti keluarga adalah ayah, ibu, dan anak.
Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama, karena dalam
keluarga inilah anak mendapat didikan dan bimbingan serta sebagian besar
kehidupan anak itu ada dalam keluarga sehingga pendidikan itu banyak
diterima oleh anak, yang pada akhirnya dapat mencetak seorang anak yang
mempunyai kepribadian yang kemudian dapat dikembangkan dalam lembaga-lembaga
berikutnya.
2. Tugas keluarga dalam pendidikan.
Tugas
utama keluarga dalam pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi
pendidikan akhlaq dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian
besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Adapun secara umum
kewajiban orang tua pada anaknya adalah;
- Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik dan jangan sekali-kali mengutuk anaknya dengan kutukan yang tidak manusiawi.
- Memelihara anak dari api neraka
- Menyerukan sholat pada anaknya
- Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga
- Mencintai dan menyayangi anak-anaknya
- Mencari nafkah yang halal
- Mendidik anak agar berbakti kepada ayah dan ibu
- Menyusui sampai umur 2 tahun
Sedangkan
menurut Al-Nahlawi kewajiban orang tua dalam pendidikan anaknya adalah:
1.
Menegakkan
hukum-hukum Allah SWT kepada anaknya
2.
Merealisasikan
ketentraman dan kesejahteraan jiwa keluarga
3.
Melaksanakan
perintah agama dan perintah Rosullah SAW
4.
Mewujudkan
rasa cinta kepada anak-anak melalui pendidikan
3. Tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anak
Tanggung
jawab keluarga terhadap anak-anaknya sangat besar, mulai dari kecil hingga
mandiri/keluarga. Adapun dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anaknya meliputi:
- Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
- Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunanya.
- Tanggung jawab sosial yang menjadi bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa, dan negara.
- Memelihara dan membesarkan anaknya.
- Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
- memberikan pendidikan agama dengan melatih dan membiasakan beribadah kepada Allah SWT dengan maksud menanamkan iman dan taqwa.
4. Fungsi dan peranan pendidikan keluarga:
- Pengalaman pertama masa kanak-kanak
Dalam
keluarga anak mulai mengenal kehidupan di dunia. Ia mulai belajar menanggapi
dunia luar, berinteraksi dengan teman dan beradaptasi dengan lingkungan. Karena
seorang anak yang baru lahir bagaikan meja lilin berwarna putih (tabularasa),
sehingga tergantung pada keluarga itu dalam menciptakan karakter anak. Nabi
Muhammad bersabda:
Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tualah yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani, atau Majusi.(Shohih Bukhori)
- Menjamin kehidupan emosional anak
Suasana
dalam keluarga merupakan suasana yang meliputi rasa cinta dan simpati yang
sewajarnya, suasana yang aman dan tentram. Untuk itulah melalui pendidikan
keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat
terpenuhi atau dapat berkembang dengan baik.
- Menanamkan dasar pendidikan moral.
Di
dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak.
Biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai tauladan yang
dapat dicontoh anak.
Segala
nilai yang dikenal anak akan melekat pada orang-orang yang disenanginya dan
dikaguminya, dan melalui inilah salah satu proses yang ditempuh anak dalam
mengenal nilai.
- Memberikan dasar pendidikan sosial
Keluarga
merupakan basis ter[enting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak,
sebab pada dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal
terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Perkembangan
benih-benih kesadaran sosial anak dapt dipupuk dalam kehidupan keluarga yang
penuh rasa tolong-menolong, gotong royong, bersama-sama menjaga ketertiban,
kebersihan, dan keserasian dalam segala hal.
- Peletakan dasar-dasar keagamaan.
Dalam
keluarga juga tidak kalah pentingnya dalam proses internalisasi dan
transformasi nilai-nilai keagamaan dalam pribadi anak. Masa anak- anak adalah
masa paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama dalam keluarga.
Teknik yang paling tepat dalam proses pendidikan adalah teknik imitasi yaitu
proses pembinaan anak secara tidak langsung misalnya ayah ibu membiasakan
hidup rukun, istiqomah beribadah di rumah dan di masjid sambil mengajak
anak-anaknya sehingga sekaligus membina anak-anaknya untuk meniru hal-hal yang
dilakukan orang tuanya.
Kenyataan
membuktikan, anak yang sejak kecil tidak pernah dikenalkan dengan kegiatan
keagamaan, maka setelah dewasa tidak perhatian terhadap kegiatan agama.
5. Perbedaan corak pendidikan
Hasil
pendidikan yang diberikan ayah dan ibu memiliki perbedaan. Seperti yang kita
lihat;
Ayah
merupakan sumber kekuasaan yang memberikan pendidikan anaknya tentang manajemen
dan kepemimpinan yaitu sebagai penghubung keluarga dan masyarakat dengan
memberikan pendidikan komunikasi terhadap sesamanya, memberiakan perasaan aman
dan perlindungan sehingga ayah memberikan pendidikan sikap tanggung jawab
dan waspada. Di samping itu ayah sebagai hakim dan pengadilan dalam
perselisihan yang memberikan pendidikan anaknya berupa sikap tegas, menjunjung
keadilan tanpa memihak yang salah dan berlaku rasional dalam mendidik anaknya
dan menjadi dasa-dasar pengembangan daya nalar dan intelek, sehingga
menghasilkan kecerdasaan intelektual.
Ibu
sebagai sumber kasih sayang yang memberikan sifat ramah tamah, ash, asih dan
asuh kepada anaknya. Disamping itu ibu sebagai pengatur kehidupan rumah tangga
yang memberiakan pendidikan berupa keterampilan-keterampilan khusus dan sebagai
penghubung antara individu yang dapat mendidik anaknya berupa hidup rukun,
gotong royong, ukuwah, toleransi dan menciptakan suasana dinamis, harmonis, dan
kreatif, serta sebagai pendidik bidang emosi anak yang dapat mendidik anaknya
bberupa kepekaan daya rasa dalam memandang sesuatu yang melahirkan kecerdasan
emosional.
Oleh
karena itu ibu mempunyai peran utama dalam pembinaan pendidikan anaknya dalam
keluarga. Jangan sampai kedudukan ibu menggantikan ayah, karena hal itu
melanggar kodrat wanita dan merupakan pelanggaran terhadap hukum-hukum dasar
pemberian Allah SWT serta merupakan penyimpangan dari tugas hidup manusia
yang mengakibatkan emansipasi wanita yang tidak sehat
Daftar Pustaka:
Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Ratnawati, Shinta. 2005. Keluarga Kunci Sukses Anak. Jakarta: Kompas Media
Nusantara.