PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI
Nama : Ilmu
Hayat
NIM : 202109114
Jurusan/Prodi : Tarbiyah/PAI
Semester : ....................
A.
Judul
“Komparasi Konsep Pendidikan Islam
Menurut M. Athiyah Al-Abrasyi dan Hasan Langgulung"
B. Masalah
Barangkali dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan penolong
utama bagi manusia untuk menjalani kehidupan. Tanpa pendidikan maka manusia
sekarang tidak akan berbeda dengan keadaan terdahulu pada masa purbakala. Asumsi
ini melahirkan suatu teori yang ekstrim, bahwa maju mundurnya atau baik
buruknya suatu bangsa ditentukan oleh kondisi pendidikan yang dijalani oleh
suatu bangsa tersebut.
Demikian pula halnya dengan peranan pendidikan Islam, dikalangan
umat Islam merupakan salah satu bentuk manisfestasi dari cita-cita untuk
melestarikan dan mentransformasikan ajaran Islam kepada pribadi dan generasi
penerus. Sehingga nilai-nilai religius yang dicita-citakan dapat berfungsi dan
berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu.[1]
Sampai saat ini pendidikan juga
masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas sosial untuk mengimbangi
laju berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan eksistensi
pendidikan menuntut sistem pendidikan yang lebih dinamis dan lebih responsif
terhadap berbagai persoalan dan perubahan dalam dunia pendidikan. Dalam hal
ini, mungkin orang akan mempertanyakan konsep filosofik yang melandasi sistem
pendidikan yang sedang dilaksanakan atau mungkin juga konsep-konsep
operasionalnya ditinjau dan di kritik serta di perbaharui agar tetap relevan
dengan tuntutan perubahan dan perkembangan kehidupan manusia.
Saat ini umat Islam sedang
mengangkat pendidikan agar dapat dinikmati seluruh umat muslim dan mampu
menghadapi tantangan zaman. Dari sinilah banyak muncul tokoh-tokoh pemikir
pendidikan Islam, di antaranya adalah M. Athiyah Al-Abrasyi dan Hasan
Langgulung.
Hasan Langgulung menawarkan
alternatif untuk mengatasi hal tersebut, dan alternatif itu adalah Islam yang
bukan hanya dapat dinikmati oleh umat Islam saja, tapi juga umat non Islam
untuk menemukan jendela baru yang penuh dengan harapan, ketentraman, kedamaian,
setelah mereka berkecimpung dalam dunia yang gelap gulita tanpa tujuan. Dari
hal tersebut diambil kesimpulan corak pemikiran yang digunakan Hasan Langgulung
adalah Islamisasi Ilmu dan mengarah kepada reaktualisasi Islam. [2]
Menurut
M. Athiyah Al-Abrasyi pendidikan Islam memang mengutamakan pendidikan akhlak
yang merupakan ruhnya, tetapi tidak mengabaikan masalah mempersiapkan seseorang
untuk hidup, mencari rizki dan tidak pula melupakan pendidikan jasmani, akal,
hati, kemauan, cita-cita, ketrampilan tangan, lidah dan kepribadian. [3]
Dengan demikian maka jelas bahwa
tujuan pendidikan menurut Muhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi adalah mempersiapkan
manusia yang berkepribadian paripurna secara utuh, jasmaniah ruhaniah, serta
memiliki persiapan yang lengkap menghadapi hidup dan kehidupan.
C.
Rumusan Masalah
Dari
deskripsi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, sebagai berikut:
- Bagaimanakah konsep pendidikan Islam menurut M. Athiyah Al-Abrasyi?
- Bagaimanakah konsep pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung?
- Bagaimanakah persamaan dan perbedaan antara konsep pemikiran pendidikan Islam menurut M. Athiyah Al-Abrasyi dan Hasan Langgulung?
D.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Ditinjau dari judul yang penulis akan
teliti, maka di bawah ini terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang
telah diteliti oleh peneliti lain yang relevan dengan judul yang penulis akan
teliti.
“Studi Komparasi Pemikiran Tentang Pendidikan Islam Menurut Hasan
Langgulung dan Zakiah Darajat”
yang ditulis oleh Khusnul Khotimah NIM 2320619 Pada tahun 2011 menjelaskan
bahwa baik Hasan Langgulung maupun Zakiah Darajat memiliki perhatian yang besar
pada dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam. Sehingga memiliki persamaan
pemikiran di bidang tersebut. Diantaranya adalah dijadikannya Islam dan
nilai-nilainya sebagai landasan utama pendidikan, penekanan bahwa pendidikan
berupa wujud amalan tindakan nyata dalam kehidupan, pendidikan bertujuan untuk
membentuk kepribadian peserta didik, adanya konsep manusia sempurna sebagai
tujuan yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan dan adanya persamaan
dalam sumber landasan pendidikan Islam. Adapun perbedaan pemikiran antara Hasan
Langgulung dan Zakiah Darajat yaitu terletak pada instrumen pendidikan yakni
perbedaan mengenai peran atau fungsi seorang guru dan perbedaan mengenai konsep
peserta didik.
“Studi
Komparasi Konsep Pendidikan Al-Ghazali dan Paulo Freire” yang ditulis oleh Siti Aisyah NIM 03110098 Pada tahun 2007
menjelaskan bahwa (1) Pemikiran pendidikan Al-Ghazali bercorak religius-etik.
Corak tersebut dipengaruhi oleh penguasaannya di bidang sufisme, dalam
kepribadiannya penuh nilai-nilai Islami, dan ajaran tasawuf. Ia lebih
menekankan pada budi pekerti dan spiritualitas manusia. (2) Konsep yang
ditawarkan oleh Paulo Freire memiliki corak radikal, karena berangkat dari
perjuangannya yang melawan berbagai bentuk penindasan yang terjadi di zamannya.
E.
Fokus Penelitian
Berdasarkan pada analisis teori dan
penelitian terdahulu yang relevan di atas, maka peneliti tertarik dan ingin
mencoba memfokuskan penelitian dalam segi komparasi konsep pendidikan
Islam menururt M. Athiyah Al-Abrasyi dan
Hasan Langgulung dengan mengambil judul “Komparasi Konsep Pendidikan Islam
Menurut M. Athiyah Al-Abrasyi dan Hasan langgulung"
[1] Abuddin Nata
(Editor), Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003),
hlm. 55-56
[2] Abdul Khobir, Filsafat
Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm. 208
[3] http://tutorq.blogspot.com/2011/07/konsep-pendidikan-islam.html (diakses
tanggal 18 Desember 2012)