METODE PENDIDIKAN KARAKTER
By Ilmu Hayat
Keberhasilan proses
pendidikan dalam mengantarkan peserta didik mencapai tujuan yang diharapkan,
tidak terlepas dari peranan metode yang digunakan. Secara harfiah, metode
berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau
prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pendidikan
karakter, metode berarti semua upaya, prosedur, dan cara yang ditempuh untuk
menanamkan karakter pada diri peserta didik.
Guna mencapai pertumbuhan
integral dalam pendidikan karakter perlu dipertimbangkan berbagai macam metode
yang membantu mencapai idealisme dan tujuan pendidikan karakter. Metode ini
bisa menjadi unsur-unsur yang sangat penting bagi sebuah proyek pendidikan karakter
di sekolah. Menurut Doni Koesoema A., sebagaimana yang dikutip Novan Ardy
Wiyani, menjelaskan terdapat lima metode yang perlu dipertimbangkan.
1) Mengajarkan
Pendidikan karakter
mengandaikan pendidikan teoretis tentang konsep-konsep nilai tertentu. Salah
satu unsur penting ialah mengajarkan nilai-nilai sehingga peserta didik
mempunyai gagasan konseptual tentang nilai-nilai pemandu perilaku yang dapat
dikembangkan dalam mengembangkan karakter pribadinya.
2) Keteladanan
Keteladanan menjadi hal
klasik bagi berhasilnya sebuah tujuan pendidikan karakter. Anak akan banyak
belajar dari apa yang mereka lihat. Kata-kata dapat menggerakkan orang, tetapi
keteladanan lebih menarik hati. Pentingnya keteladanan dalam mendidik anak
menjadi pesan kuat dalam Al-Qur’an. Sebab keteladanan adalah sarana penting
dalam pembentukan karakter seseorang. Satu kali perbuatan baik dicontohkan
lebih baik dari seribu kata yang diucapkan. Sebagaimana Al-Qur’an juga
memberikan contoh-contoh Nabi yang bisa kita jadikan suri teladan dalam
kehidupan. Sebagaimana firman-Nya:
Artinya:
“Sungguh
pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat suri teladan yang baik bagimu;
(yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari
kemudian. dan Barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang
Maha Kaya, Maha Terpuji.” (QS. Al-Mumtahanah [60]: 6)
3) Menentukan Prioritas
Lembaga pendidikan memiliki
prioritas dan tuntutan dasar atau karakter yang ingin diterapkan di lingkungan
mereka. Tanpa adanya prioritas yang jelas, proses evaluasi atas berhasil
tidaknya pendidikan karakter tidak jelas.
4) Praksis Prioritas
Praksis prioritas merupakan
unsur lain yang sangat penting bagi pendidikan karakter adalah bukti
dilaksanakannya prioritas nilai pendidikan karakter tersebut.
5) Refleksi
Refleksi merupakan kemampuan
sadar khas manusiawi. Melalui kemampuan ini, manusia mampu mengatasi diri dan
meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik. Jadi, setelah tindakan dan
praksis pendidikan karakter terjadi, perlu diadakan semacam pendalaman,
refleksi, untuk melihat sejauh mana lembaga pendidikan telah berhasil atau
gagal dalam melaksanakan pendidikan karakter.
Secara umum, menurut Ratna
Megawangi sebagaimana yang dikutip Bambang Q. Anees dan Adang Hambali,
dijelaskan bahwa perlunya penerapan metode 4 M dalam pendidikan karakter, yaitu
mengetahui, mencintai, menginginkan dan mengerjakan (knowing the good,
loving the good, desiring the good, acting the good) kebaikan secara
simultan dan berkesinambungan. Metode ini menunjukkan bahwa karakter adalah
sesuatu yang dikerjakan berdasarkan kesadaran yang utuh. Sedangkan kesadaran
utuh itu adalah sesuatu yang diketahui secara sadar, dicintai, dan diinginkan.
Dari kesadaran utuh ini, barulah tindakan dapat menghasilkan karakter yang utuh
pula.
Menurut Lickona sebagaimana
yang dikutip Muchlas Samani dan Hariyanto, menyarankan agar pendidikan karakter
berlangsung efektif maka guru dapat mengusahakan implementasi berbagai metode
seperti bercerita tentang berbagai kisah, cerita atau dongeng yang sesuai,
menugasi siswa membaca literatur, melaksanakan studi kasus, bermain peran,
diskusi, debat tentang moral dan penerapan pembelajaran kooperatif.
a. Metode Bercerita/Mendongeng (Telling
Story)
Hal yang penting dalam metode
ini guru harus membuat simpulan bersama siswa karakter apa saja yang diperankan
para tokoh protagonis yang dapat ditiru oleh para siswa, dan karakter para
tokoh antagonis yang harus dihindari dan tidak ditiru para siswa. Dengan
demikian, guru meski mengambil hikmah dari cerita keberhasilan para tokoh
perjuangan, para tokoh ternama, dan para pesohor yang berjuang mati-matian
sebelum mencapai keberhasilan.
b. Metode Diskusi
Adapun manfaat dari
penyelenggaraan metode diskusi kelompok antara lain adalah:
- Untuk membuat sesuatu masalah terkait pendidikan karakter lebih menarik,
- Untuk membantu peserta didik terbiasa mengemukakan pendapatnya,
- Untuk lebih mengenal dan mendalami suatu masalah,
- Untuk menciptakan suasana yang lebih rileks, informal, tetapi tetap terarah, dan
- Untuk menggali pendapat dari peserta didik yang tidak suka bicara, pemalu, atau jarang berbicara.
c. Metode Simulasi (Bermain
Peran/Role Playing dan Sosiodrama)
Metode ini dilakukan dengan
tujuan agar peserta didik memperoleh keterampilan tertentu, baik yang bersifat
profesional maupun yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Dapat pula simulasi
ditujukan untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, serta
bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang relevan dengan pendidikan
karakter.
d. Metode atau Model
Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan pendapat sejumlah
ahli, metode ini dianggap paling umum dan paling efektif bagi implementasi
pendidikan karakter. Baru pada implementasi metodenya saja sejumlah nilai
karakter dapat dikembangkan. Nilai-nilai itu antara lain adalah kerja sama,
mandiri, terbuka, tenggang rasa, menghargai pendapat orang lain, santun,
analitis, kritis, logis, kreatif dan dinamis.