Berbicara
masalah pendidikan, apa pun jenisnya, tentu tidak bisa terlepas dari tujuan
yang hendak dicapai. Demikian halnya dengan adanya program pendidikan karakter,
pasti di dalamnya ada tujuan-tujuan yang akan dicapai. Tujuan di sini sifatnya
kompleks, mulai yang sifatnya intern maupun ekstern. Namun, dimungkiri atau
tidak bahwa tujuan pendidikan secara umum adalah sama. Artinya tujuan
pendidikan harus dapat menjadikan manusia untuk menjadi lebih baik, serta dapat
mengembangkan segala kemampuannya.
Menurut
Zubaedi sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Fadlilah, menjelaskan bahwa
beberapa tujuan pendidikan karakter, yaitu:
a.
Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif
peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai
karakter bangsa.
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta
didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya
bangsa yang religius.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab
peserta diidk sebagai generasi penerus bangsa.
d. Mengembangkan kemampuan peserta diidik menjadi
manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah
sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi serta penuh kekuatan.
Menurut
Dharma Kesuma, dkk., tujuan pendidikan karakter dalam setting
sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:
a.
Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai
kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan
peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
b.
Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak
bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
c.
Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga
dan masyarakat dalam memerankan tanggungjawab pendidikan karakter secara
bersama.
Sejalan dengan tujuan di atas, menurut Gede Raka, dkk.,
menjelaskan bahwa secara lebih spesifik tujuan pendidikan karakter di sekolah
mencakup:
1)
Membantu para siswa untuk mengembangkan potensi
kebajikan mereka masing-masing secara maksimal dan mewujudkannya dalam
kebiasaan baik; baik dalam pikiran, baik dalam sikap, baik dalam hati, baik
dalam perkataan dan baik dalam perbuatan.
2)
Membantu para siswa menyiapkan diri menjadi
warga negara yang baik.
3)
Dengan modal karakter yang kuat dan baik, para
siswa diharapkan dapat mengembangkan kebajikan dan potensi dirinya secara penuh
dan dapat membangun kehidupan yang baik, berguna, dan bermakna.
4) Dengan karakter yang kuat dan baik, para siswa
diharapkan mampu menghadapi tantangan yang muncul dari makin derasnya arus
globalisasi dan pada saat yang sama mampu menjadikannya sebagai peluang untuk
berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat luas dan kemanusiaan.
Menurut Jamal Ma’mur Asmani, menjelaskan bahwa pendidikan karakter
bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah
yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi
lulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Lebih lanjut, para ahli membagi tujuan pendidikan karakter di
sekolah/madrasah menjadi dua bagian. Pertama, bagi guru (pendidik), dan kedua,
bagi peserta didik. Tujuan pendidikan karakter bagi guru/ pendidik diharapkan
menjadi sebuah primer efek, yang dapat memberi serta menjadikan dirinya suri
teladan bagi semua lingkungan sekolah, terutama kepada peserta didik, sehingga
guru memiliki profesionalisme serta tanggungjawab penuh untuk membangun
peradaban bangsa melalui lembaga pendidikan.
Adapun pendidikan karakter bagi peserta didik adalah mendorong
tercapainya keberhasilan belajar peserta didik, serta bertujuan untuk
mendewasakan peserta didik agar memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai moral
yang paripurna, serta seimbang antara kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual.