Tahlilan yang telah berkembang di bumi Nusantara ini
merupakan peninggalan sejarah ajaran luhur Wali Sanga, sebagai hasil perpaduan
antara kebudayaan Jawa dan nilai – nilai ajaran Islam. Tujuan yang paling pokok
adalah membiasakan diri berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt serta memupuk
persaudaraan sesama Muslim (ukkuwwah Islamiyah), di samping masih banyak lagi hikmah yang terkandung di
dalamnya.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang dasar hokum tahlil perlu dimengerti masalah ini adalah salah satu dari masalah
khilafiyyah furu’iyah (perbedaan cabang – cabang hokum agama) yang sudah
semenjak dulu dipermasalahkan. Penjelasan ini tidak lebih sebagai pedoman dasar
melaksanakan ritual tahlilan, sekalingus membentengi diri dari klaim (tuduhan)
dari pihak – pihak yang tidak sependapat dan ingin menghilangkan budaya warisan
Wali Sanga dari Nusantara ini.
Demikian harus kita sadari, musuh – musuh Islam tidak pernah
berhenti untuk terus mencoba merusak kesatuan dan persatuan umat. Berbagai cara
dan usaha telah mereka lakukan, seperti memperuncing perbedaan – perbedaan kecil seperti tahlil ini. Sebagai umat Islam
yang bijaksana, kita harus benar – benar memahami arti perbedaan, bukan
membesar–besarkannya. Perpecahan dalam Islam yang terjadi hanya karena
masalah ringan seperti ini, hanya akan menjadi bahan tertawaan merekan yang
tidak legawa Islam bersatu. Dalam satu ayat Allah Swt mengingatkan, Dan taatlah kamu sekalian kepada Allah Swt
dan rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah – bantahan (bertengkar) karena
nanti kalian akan menjadi lemah dan hilanglah kekuatan kalian dan bersabarlah.
( Qs. Al – Anfal: 46 ).
Kata tahlil berasal dari kata al – hailala yang berarti
mengucapkan lafal La illallah; adapun
bentuk fi’il ( kata kerjanya )-nya adalah hallala
– yuhallilu sehingga menurunkan bentuk mashdar
( kata benda )-nya at – tahlil atau tahlilan yang berarti pengucapan kalimat
La ilaha illallah.
Untuk menentukan status tahlil dipandang dari andil Al –
Quran dan hadis, perlu diketahui bahwa dalam tahlil terdapat poin – poin
penting yang menjadi pokoknya, yaitu:
1) Menghadiahkan pahala amal. Firman Allah Swt, Dan
orang – orang yang datang sesuadah mereka ( kaum Muhajirin dan Anshar ) berdoa,
“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara – saudara kami yang beriman lebih
dahulu dari kami, dan janganlah engkau jadikan dalam hati kami perasaan dengki
terhadap orang – orang yang beriman, wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.” ( Qs. Al – Hasyr: 10 )
اِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ
فضاَخْلِصُوْا لَهُ الدُّعَاءَ
‘Jika kamu
melakukan shalat atas mayit, maka ikhlaskanlah doamu terhadap mayit itu.’( HR. Abu Dawud )
Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Al – Bukhari dan
Imam Muslim, dari istri Rasulullah Saw, ia berkata:
يَارَسُوْلَ اللهِ اِنَّ اُمِّي اِفتَتَلَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ
وَاَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ اَفْلَهَا اَجْرٌ اِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا
قَالَ: نَعَمْ
“Bahwasannya
seseorang lelaki datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ‘Ya Rasulullah, ibuku
telah meninggal mendadak, sehingga ia tidak
berkesempatan untuk berwasiat dan saya kira andaikan ia dapat kesempatan
bicara, tentu ia akan berwasiat untuk sedekah. Apakah ia mendapatkan pahala
apabila aku bersedekah untuknya?’Nabi menjawab, ‘Tentu saja.’(HR. Bukhari dan Muslim).
2) Zikir dan fadhilah zikir
bersama. Berdzikir merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya dan merupakan
amal saleh yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Awt, sebagaimana firman
Allah, Hai orang – orang beriman,
berdzikirlah ( dengan menyebut nama ) Allah dengan zikir sebanyak – banyaknya
dan bertasbihlah kepadanya di waktu pagi dan petang. ( Qs Al – Ahzab: 42 )
Adapun bentuk zikir yang digunakan
dalam acara tahlil banyak sekali macamnya, yang mana setiap zikir mempunyai
keutamaan – keutamaan tersendiri, sepeti lafal La ilaha illallah, sebagaimana
disebutkan dalam hadis Nabi Saw:
اَفْضَلُ الذِّكْرِ لاضاِلَهَ اِلاَّ الله ُ
“Zikir yang paling utama adalah kalimat La ilaha
illallah.”(HR. Tirmidzi)
Adapun zikir dalam tahlil biasanya dilakukan secara
bersamaan. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa
Rasulullaah bersabda:
لاَيَقْعُدُ قَوْمٌ يضذْكُرُوْنَ الله َ اِلاَّ حَفَّتْهُمُ
الْمضلاَئِكَةُ وَغَشِيضتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلْنَا عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةض
وَذَكَرَهُمُ الله ُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
“Tiada suatu kaum yang duduk dalam
majelis zikir melainkan dikelilingi mlaikat, dan meliputi rahmat Allah dan
diturunkan kepada mereka ketenangan, ketentraman dan disebut oleh Allah di
depan para malikat.” (HR. At – Tirmidzi)
3) Membaca Al – Quran. Dalam acara tahlil juga berlaku pembacaan ayat – ayat suci
Al – Quran; dan tidak diragukan lagi bahwa amalan yang paling utama adalah
membaca Kalam Allah. Hal ini banyak sekali disebutkan dalam Al – Quran dan
hadis tentang keutamaannya. Allah berfirman. Sesungguhnya orang – orang yang selalu membaca Kitab Allah, mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebagian rezekinya yang Kami anugerahkan kepada mereka
secara diam – diam atau secara terang – terangan, mereka mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi agar Allah menyempurnakan pahala kepada
mereka dan menambah kepadanya dari karunia-Nya ( Qs Al – Fatir: 29-30 ).
Sebagian dari keutamaan membaca Al – Quran adalah syafaat
kepada yang membacanya. Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat Abu Umamah Ra,
bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَاِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شفِيْعًا
لاَصْحَابِهِ
“Bacalah Al – Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat
sebagai pembela (memberi syafaat ) pada orang yang membaca dan menaatinya.” ( HR. Muslim )
4) Membaca shalawat. Dalam tahlil juga dibacakan shalawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Hal ini telah diperintahkan Allah Swt kepada
umat Nabi Saw. Allah berfirman, Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang – orang yang
beriman, bershalawatlah serta ucapkanlahsalam penghormatan kepadanya.” ( Qs
Al – Ahzab: 56 )
5) Sedekah makanan. Satu lagi dalam masalah tahlil yang menjadi sumber
perselisihan adalah memberikan makanan kepada orang banyak. Hal ini berdasarkan
hadis Nabi dari sahabat Abdullah bin Ja’far Ra: ia berkata, ‘Ketika sampai
berita wafatnya ayahku, Rasulullah Saw bersabda:
اِصْنَعُوْا لآلِ جضعْفَُرَ طَعَامًا وَابْعثُوْا بِهِ اِلَيْهِمْ
فَقَدْ جَاءَهُمْ مَا يُشْهِلُهُمْ
“Buatlah makanan untuk keluarga Ja’far
dan kirimkanlah kepada mereka, sungguh mereka telah tertimpa musibah yang
membuat mereka lalai akan makan.”
Kalau dipandang dari fadhilah, atau keutamaan memberikan
makan orang lain, hadis Nabi menjelaskan.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سلاَمٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ اَنَّ النَّبِيّ
صَلعمْ قالَ: اَيُّهَا النّاسُ افْشُوْا السّلاَمَ وَاكْعِمُوْا الطَّعامَ
وَصَلُّوا بِلَّيْلِ وَالنَّاسُ نُيَّامٌ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
Dari
Abdullah ibnu Salam Ra: ia berkata, bahwasanya Nabi bersabda, “Hai sekalian
manusia, sebarkanlah salam dan berikanlah makan dan shalatlah pada lengan malam
( tahajud ) pada saat orang - orang
sedang tidur, agar kamu masuk surga dengan selamat.” ( HR. At-Tirmidzi )
Adapun
di antara hikmah yang ada dibalik tahlil adalah:
1) Membiasakan diri dan
bersama berzikir kepada Allah Swt;
2) Mendoakan sang mayit yang
selalu menantikan pertolongan;
3) Memperoleh pahala atas amal
yang telah dilakukan bagi diri sendiri;
4) Menghidupkan adanya rasa
persaudaraan dan solidaritas yang erat sesame Muslim;
5) Ikut berduka cita atas
kematian saudaranya yang Muslim;
6) Terjalannya hubungan orang
yang masih hidup dengan orang yang sudah meninggal.