Saturday, June 1, 2013

Tahlilan dan Hikmahnya

Tahlilan yang telah berkembang di bumi Nusantara ini merupakan peninggalan sejarah ajaran luhur Wali Sanga, sebagai hasil perpaduan antara kebudayaan Jawa dan nilai – nilai ajaran Islam. Tujuan yang paling pokok adalah membiasakan diri berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt serta memupuk persaudaraan sesama Muslim (ukkuwwah Islamiyah), di samping masih banyak lagi hikmah yang terkandung di dalamnya.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang dasar hokum tahlil perlu dimengerti masalah ini adalah salah satu dari masalah khilafiyyah furu’iyah (perbedaan cabang – cabang hokum agama) yang sudah semenjak dulu dipermasalahkan. Penjelasan ini tidak lebih sebagai pedoman dasar melaksanakan ritual tahlilan, sekalingus membentengi diri dari klaim (tuduhan) dari pihak – pihak yang tidak sependapat dan ingin menghilangkan budaya warisan Wali Sanga dari Nusantara ini.

Demikian harus kita sadari, musuh – musuh Islam tidak pernah berhenti untuk terus mencoba merusak kesatuan dan persatuan umat. Berbagai cara dan usaha telah mereka lakukan, seperti memperuncing perbedaan – perbedaan  kecil seperti tahlil ini. Sebagai umat Islam yang bijaksana, kita harus benar – benar memahami arti perbedaan, bukan membesar–besarkannya. Perpecahan dalam Islam yang terjadi hanya karena masalah ringan seperti ini, hanya akan menjadi bahan tertawaan merekan yang tidak legawa Islam bersatu. Dalam satu ayat Allah Swt mengingatkan, Dan taatlah kamu sekalian kepada Allah Swt dan rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah – bantahan (bertengkar) karena nanti kalian akan menjadi lemah dan hilanglah kekuatan kalian dan bersabarlah. ( Qs. Al – Anfal: 46 ).

Kata tahlil berasal dari kata al – hailala yang berarti mengucapkan lafal La illallah; adapun bentuk fi’il ( kata kerjanya )-nya adalah hallala – yuhallilu sehingga menurunkan bentuk mashdar ( kata benda )-nya at – tahlil atau tahlilan yang berarti pengucapan kalimat La ilaha illallah.

Untuk menentukan status tahlil dipandang dari andil Al – Quran dan hadis, perlu diketahui bahwa dalam tahlil terdapat poin – poin penting yang menjadi pokoknya, yaitu:
1)     Menghadiahkan pahala amal. Firman Allah Swt, Dan orang – orang yang datang sesuadah mereka ( kaum Muhajirin dan Anshar ) berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara – saudara kami yang beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau jadikan dalam hati kami perasaan dengki terhadap orang – orang yang beriman, wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” ( Qs. Al – Hasyr: 10 )
اِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فضاَخْلِصُوْا لَهُ الدُّعَاءَ
‘Jika kamu melakukan shalat atas mayit, maka ikhlaskanlah doamu terhadap mayit itu.’( HR. Abu Dawud )
Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Al – Bukhari dan Imam Muslim, dari istri Rasulullah Saw, ia berkata:

يَارَسُوْلَ اللهِ اِنَّ اُمِّي اِفتَتَلَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ وَاَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ اَفْلَهَا اَجْرٌ اِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ: نَعَمْ
“Bahwasannya seseorang lelaki datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ‘Ya Rasulullah, ibuku telah meninggal mendadak, sehingga ia tidak  berkesempatan untuk berwasiat dan saya kira andaikan ia dapat kesempatan bicara, tentu ia akan berwasiat untuk sedekah. Apakah ia mendapatkan pahala apabila aku bersedekah untuknya?’Nabi menjawab, ‘Tentu saja.’(HR. Bukhari dan Muslim).

2)     Zikir dan fadhilah zikir bersama. Berdzikir merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya dan merupakan amal saleh yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Awt, sebagaimana firman Allah, Hai orang – orang beriman, berdzikirlah ( dengan menyebut nama ) Allah dengan zikir sebanyak – banyaknya dan bertasbihlah kepadanya di waktu pagi dan petang. ( Qs Al – Ahzab: 42 )

Adapun bentuk zikir yang digunakan dalam acara tahlil banyak sekali macamnya, yang mana setiap zikir mempunyai keutamaan – keutamaan tersendiri, sepeti lafal La ilaha illallah, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Saw:
اَفْضَلُ الذِّكْرِ لاضاِلَهَ اِلاَّ الله ُ
“Zikir yang paling utama adalah kalimat La ilaha illallah.”(HR. Tirmidzi)

Adapun zikir dalam tahlil biasanya dilakukan secara bersamaan. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa Rasulullaah bersabda:

لاَيَقْعُدُ قَوْمٌ يضذْكُرُوْنَ الله َ اِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمضلاَئِكَةُ وَغَشِيضتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلْنَا عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةض وَذَكَرَهُمُ الله ُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
“Tiada suatu kaum yang duduk dalam majelis zikir melainkan dikelilingi mlaikat, dan meliputi rahmat Allah dan diturunkan kepada mereka ketenangan, ketentraman dan disebut oleh Allah di depan para malikat.” (HR. At – Tirmidzi)

3)     Membaca Al – Quran. Dalam acara tahlil juga berlaku pembacaan ayat – ayat suci Al – Quran; dan tidak diragukan lagi bahwa amalan yang paling utama adalah membaca Kalam Allah. Hal ini banyak sekali disebutkan dalam Al – Quran dan hadis tentang keutamaannya. Allah berfirman. Sesungguhnya orang – orang yang selalu membaca Kitab Allah, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezekinya yang Kami anugerahkan kepada mereka secara diam – diam atau secara terang – terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi agar Allah menyempurnakan pahala kepada mereka dan menambah kepadanya dari karunia-Nya ( Qs Al – Fatir: 29-30 ).

Sebagian dari keutamaan membaca Al – Quran adalah syafaat kepada yang membacanya. Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat Abu Umamah Ra, bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَاِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شفِيْعًا لاَصْحَابِهِ
“Bacalah Al – Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela (memberi syafaat ) pada orang yang membaca dan menaatinya.” ( HR. Muslim )

4) Membaca shalawat. Dalam tahlil juga dibacakan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Hal ini telah diperintahkan Allah Swt kepada umat Nabi Saw. Allah berfirman, Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang – orang yang beriman, bershalawatlah serta ucapkanlahsalam penghormatan kepadanya.” ( Qs Al – Ahzab: 56 )

5) Sedekah makanan. Satu lagi dalam masalah tahlil yang menjadi sumber perselisihan adalah memberikan makanan kepada orang banyak. Hal ini berdasarkan hadis Nabi dari sahabat Abdullah bin Ja’far Ra: ia berkata, ‘Ketika sampai berita wafatnya ayahku, Rasulullah Saw bersabda:

اِصْنَعُوْا لآلِ جضعْفَُرَ طَعَامًا وَابْعثُوْا بِهِ اِلَيْهِمْ فَقَدْ جَاءَهُمْ مَا يُشْهِلُهُمْ

“Buatlah makanan untuk keluarga Ja’far dan kirimkanlah kepada mereka, sungguh mereka telah tertimpa musibah yang membuat mereka lalai akan makan.”
Kalau dipandang dari fadhilah, atau keutamaan memberikan makan orang lain, hadis Nabi menjelaskan.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سلاَمٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ اَنَّ النَّبِيّ صَلعمْ قالَ: اَيُّهَا النّاسُ افْشُوْا السّلاَمَ وَاكْعِمُوْا الطَّعامَ وَصَلُّوا بِلَّيْلِ وَالنَّاسُ نُيَّامٌ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
Dari Abdullah ibnu Salam Ra: ia berkata, bahwasanya Nabi bersabda, “Hai sekalian manusia, sebarkanlah salam dan berikanlah makan dan shalatlah pada lengan malam ( tahajud ) pada saat orang -  orang sedang tidur, agar kamu masuk surga dengan selamat.” ( HR. At-Tirmidzi )

Adapun di antara hikmah yang ada dibalik tahlil adalah:
1)     Membiasakan diri dan bersama berzikir kepada Allah Swt;
2)     Mendoakan sang mayit yang selalu menantikan pertolongan;
3)     Memperoleh pahala atas amal yang telah dilakukan bagi diri sendiri;
4)     Menghidupkan adanya rasa persaudaraan dan solidaritas yang erat sesame Muslim;
5)     Ikut berduka cita atas kematian saudaranya yang Muslim;
6)     Terjalannya hubungan orang yang masih hidup dengan orang yang sudah meninggal.